Hyoyeon!

Hyoyeon!
OMO... How perfect she is, right?

Kamis, 16 Mei 2013

My #1st Fan Fiction (Princess Katerinna and the Witches) Part 5


Dimalam yang benar-benar bersejarah ini kami sangat bersemangat. Semua sudah bekerja keras selama sebulan ini dan malam ini kami akan menunjukan semua kerja keras kami. Kami akan menampilkan yang terbaik. Kami berjanji.
Masing-masing dari kami sudah siap dengan segala perlengkapan. Kami sudah berdandan habis-habisan untuk peran kami masing-masing. Aku benar-benar mengharapkan kehadiran papa disaat-saat seperti melihatku dalam wajah yang berbeda wajah yang lebih cantik, ia pasti akan sangat bangga kepadaku.



Bukan hanya kami yang terlihat berbeda, guru-gurupun juga terlihat berbeda. Aku lihat mereka makin cantik terutama guru-guru pembimbing kami yang aku lihat duduk dibarisan paling depan bangku penonton.
Mrs. Yoona datang dengan potongan rambut yang anggun serta dress yang tidak kalah anggun. Mrs. Yuri dengan gaun biru tuanya serta rambut yang simple sangat terlihat cantik. Ms. Hyoyeon, dia menggunakan pakaian hitam-putih yang lucu dan imut dengan pita besar dileher dan rambut yang diikat kebelakang, benar-benar membuatnya terlihat menawan.
Ms. Sunny melakukan perubahan dengan rambutnya, ia memotong lebih pendek rambutnya, selain itu ia mengenakan gaun merah pendek yang sesuai dengan tubuhnya. Mrs. Sooyoung datang dengan potongan rambut yang terlihat dewasa serta gaun panjang yang cantik bak putri dongeng, ia sangat terlihat anggun.



Dan sekaranglah saat-saat dimana kami akan memulai pertunjukan. Menciptakan sejarah dalam hidupku. Tampil didepan banyak orang terkemuka Korea, bahkan dunia karena aku melihat beberapa artis Hollywood disana. Ini adalah moment-moment yang tidak akan terjadi dua kali dalam hidupku. Thanks God atas kesempatan yang indah ini.
Dari belakang layar ini aku dapat melihat ada sesosok wanita cantik yang berusia 30an baru saja memasuki gedung dengan langkah anggun dan pasti. Ia memakai gaun panjang yang indah berwarna putih. Rambutnya ditata sedemikian rupa sehingga ia terlihat dewasa. Ia menuju bangku kosong disebelah Mrs. Sooyoung dan duduk disana. Wanita itu adalah ibuku, ia datang dengan wajah bahagia dan bangga. Aku menitikan air mata, karena pada akhirnya aku benar-benar sudah dapat membanggakan ibuku.
***

Acara sudah dimulai, rangakai demi rangkaian acarapun dilaksanakan dengan baik. Hingga tiba giliran kami, sang presenter memberikan kesempatan pada Mrs. Choi Sooyoung untuk memberikan kata-kata sambutan sebelum kami tampil.
“Anak-anak ini, sudah bekerja keras, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran. Menghapal setiap dialog, gerakan, lirik, nada. Mendedikasikan diri mereka. Melewati masalah demi masalah… Dan kalian harus tau bahwa Kirin Art School benar-benar bangga pada apa yang kalian telah lakukan.” Kata Mrs. Sooyoung.
“Baiklah kalau begitu, mari kita sambut putra-putri kebanggaan Kirin Art School membawakan drama musical yang berjudul ‘Princess Katerinna and the Witches’.” Lanjutnya.
Sorak sorai penonton menggema digedung yang dapat menampung lebih dari seribu orang ini. Sepanjang drama berlangsung penonton tampak tenang saat adegan yang menegangkan, tertawa saat si penyihir kembar menari shuffle bahkan terharu saat Rolland bangun dari sihir setelah dicium oleh Katerinna.
Kami semua berhasil, tidak ada kesalahan nada, dialog maupun gerakan, bahkan Jessica pun sempurna dalam memainkan peran barunya. Kami diberi banyak tepuk tangan. Setelah selesai kami semua berderet di panggung untuk membungkuk memberi hormat. Dan ketika kami semua bangun dari ‘bow’ yang kami lakukan. Di bangku paling atas, disudut sebelah kiri Tiffany tampak menonton, ia menutupi wajahnya dengan topeng putih. Dengan mata yang banjir oleh air mata. Ia bertepuk tangan lantas pergi dengan dikawal dua orang polisi.



Yang aku tau ia masih dalam masa penyelidikan, dan jika terbukti kalau ia bersalah maka ia akan dipenjara selama 30 tahun karena terror yang ia lakukan sehingga membuat Soyu meninggal serta percobaan pembunuhan yang direncanakannya terhadap diriku dan Sandara. Jujur aku tidak tega dengan ini semua, aku merasa kasihan dengannya. Tapi hukum harus ditegakan, dan ini juga sebagai pelajaran bahwa siapa yang menabur angin, ia yang menuai badai.
“Yeeee… Kita berhasil tanpa cacat, tadi kalian liat gak Paris Hilton bahkan standing applause untuk kita. Sumpah sesuatu banget malam ini.” Kata Soyeon bersemangat ketika kami berada sudah berada di backstage.
“Iyaaa… Dan tadi Sungmin sama Siwon Super Junior juga heboh banget tepuk tangannya.” Tambah Luna tidak kalah bersemangatnya.
“Yuuhuu… Misi pasangan baru mau lewat.” Mendadak Taeyang datang menggandeng Sandara dengan mesra.
“Kamu?? Sama Sandara??” Tanya Hyorin. Sandara hanya mengangguk tanda mengiyakan.
“Whaaaaa… Selamaaaatttt… Akhirnya kau mendapatkan yang terbaik juga…” Kata Jiyeon tidak kalah heboh.



Ternyata setelah turun panggung Taeyang langsung menarik Sandara dan menyatakan cintanya yang langsung dijawab iya oleh Sandara. Hmm… Memikirkan hal itu, aku jadi iri, apa mungkin Wooyoung juga akan menyatakan perasaannya padaku? Ah, jangan terlalu berharap.
“Kamu iri ya?” Tanya Luna menebak isi hatiku.
“Enggak kok!” Bantahku.
“Jangan bohong, entar hidungnya tambah panjang lho…” Ledek Soyeon.
“By the way Wooyoung kemana ya? Sejak turun dari panggung ia sudah tidak terlihat lagi.” Kata-kata Fei menyadarkanku, memang sejak tadi aku tidak melihat Wooyoung.
“Taeyeon… Maukah kau jadi pacarku?” Teriak seseorang.
Aku menoleh mencari sumber suara itu dan yang aku dapati sumber suara itu berasal dari seorang laki-laki, ia adalah Wooyoung, datang dari pintu keluar membawa seikat bunga mawar merah yang cantik. Aku tidak percaya ia akhirnya menyatakan perasaannya padaku, sungguh aku sangat kaget dan tidak bisa berkata apa-apa.
“Maukah kau menjadi pacarku?” Ulangnya karena merasa tidak mendapat jawaban dariku. Namun aku tetap diam, tidak bisa berkata-kata.
“Terima… Terima… Terima…” Kata Teman-teman yang lain sambil bertepuk tangan. Lalu Wooyoung mendekatiku. Aku gugup, namun aku memantapkan hatiku untuk mengatakan…
“Maaf, aku enggak bisa…” Kataku. Mereka semua tampak kecewa terlebih Wooyoung. “Enggak bisa menolakmu untuk masuk kehidupku…” Lanjutku yang disambut tepuk tangan yang meriah.
“Terima kasih, aku akan menjagamu dan menjadikanmu satu-satunya dalam hidupku.” Katanya sambil memelukku erat.
“Aku percaya,” Kataku, lalu mulai melonggarkan pelukannya.
Semua yang berada di ruangan ini seakan ikut merayakan hari jadi kami ini, tak terkecuali Sandara juga teman-temannya dan teman-teman Tiffany. Aku pun berharap semoga disana Tiffany juga ikut senang dengan hari jadi kami ini. Semoga…



***

~ Author Point of View ~
Disuatu tempat yang lain…
Seorang gadis berambut merah merenungi nasibnya. Ia sedih, depresi dan frustasi. Ia dendam, ia marah tapi ia juga menyesal, menyesal karena gagal, ia mulai menangis namun air matanya tidak keluar setetespun. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menuntut pembalasan dendam dan merebut apa yang tidak pernah ia miliki; Jang Wooyoung. Gadis itu tidak lain adalah Tiffany Hwang. Ia menunggu masanya untuk membalas kekalahannya kepada gadis yang bernama Kim Taeyeon.
Dalam keheningan dibalik jeruji ia berbicara sendiri. Namun kata-kata itu ditujukannya pada dua insan yang tidak berdosa yang berada jauh dari tempatnya berada sekarang. Ia berkata;
“Tunggu aku Taeyeon kau akan menerima balasannya… Tunggu aku Wooyoung kau akan segera menjadi milikku… Hahahahahahahaaaa…”


~- The__End -~

-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar