Hyoyeon!

Hyoyeon!
OMO... How perfect she is, right?

Kamis, 16 Mei 2013

My #1st Fan Fiction (Princess Katerinna and the Witches) Part 3


-Minggu kedua-

2 hari pertama adalah latihan fisik sebelum kami mulai masuk latihan menari dan koreografi, kami dibimbing oleh Mrs. Kwon Yuri. Dia guru yang terbilang ramah, cantik, tinggi, dan manis. Tapi dari semua itu yang paling menarik perhatianku juga teman-temanku yang lain adalah tubuhnya. Lingkar pinggangnya kecil dan membuat dia tampak lebih ‘seksi’ dibanding guru-guru yang lain.



“Sore semuanya… Untuk hari ini dan besok, kita akan mulai latihan fisik. Kita akan berlari, melompat, berenang, senam, yoga, selain itu saya juga akan mengatur pola makan kalian, makanan apa saja yang harus, boleh dan tidak boleh kalian makan. Jadi bersiap-siaplah.”
Latihan hari ini dimulai dengan pemanasan lalu berlari mengitari aula sebanyak 15 menit, dilanjutkan dengan senam selama sejam dan yoga. Cukup menyenangkan latihan bersama Mrs. Yuri ia cukup sabar dalam menghadapi kemanjaan kami.
Pada suatu ketika kakiku tidak sengaja menginjak kaki Seohyun. Kontan saja Seohyun langsung menjerit sambil merutuki perbuatanku. Lalu dengan sabar Mrs. Yuri datang dan memberi perhatian, ia tidak memarahiku atas kecerobohanku, ia hanya meminta agar aku tidak mengulanginya dan harus lebih berhati-hati lagi. Selanjutnya ia memberikan pertolongan pertama pada luka Seohyun yang tidak begitu parah.
Dihari kedua kami kembali latihan fisik, kali ini kami berenang, dan melatih kamampuan menahan napas kami didalam air. Yang memegang rekor terlama adalah Hyorin dengan waktu 4 menit, sedangkan dengan waktu tercepat hanya 2 menit adalah Jiyeon. Sedangkan aku sendiri hanya mampu 3 menit lebih sedikit.
“Sayuran… Makanlah sayuran setiap hari, itu harus menjadi makanan utama kalian setiap hari. Setelahnya makanlah buah, jangan lupa untuk banyak meminum air putih, jus, sari buah, susu segar. Hindari makanan yang berminyak karena akan merusak suara kalian, jangan pula meminum minuman yang dingin. Ingat jaga kondisi suara kalian serta kesehatan kalian. Oh iya istirahatlah yang cukup.” Begitulah kata Mrs. Yuri sebelum menutup sesi latihan kali ini.
***

Hari-hari selanjutnya diminggu ini adalah latihan menari, kami dibimbing oleh Ms. Kim Hyoyeon, salah satu dari 2 guru di Kirin yang belum menikah. Ia merupakan sosok yang cantik, dengan rambut lurus, pirang dan panjang serta senyuman yang unik membuat dia terlihat memiliki kecantikan yang berbeda dibanding guru-guru wanita lain.



Ia merupakan guru dance kelas Vocal 1, kualitasnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Semasa sekolahnya ia habiskan di sekolah-sekolah tari yang terkenal di Korea, maka tidak heran kalau ia bisa hampir semua jenis tarian. Mulai dari hip-hop, ballet, sampai tarian-tarian latin. Aku jadi tertarik untuk diajar olehnya, sayangnya ia merupakan guru yang keras dalam mengajar jadi aku agak tegang jika harus berhadapan dengannya.
“Untuk Taeyeon dan Wooyoung, kalian akan berdansa selama 30 detik. Selanjutnya ada adegan Taeyeon dan ketiga peri penjaga yang menari ballet bersama, dan untuk para penyihir serta keempat peri hitam akan menari hip-hop, shuffle, waving dan popping.” Katanya menjelaskan jenis tarian apa yang akan kami tarikan saat pentas. “Jujur aku agak tertarik dengan yang terakhir.” Katanya sambil melihat si penyihir kembar dengan keempat dayang-dayangnya.
“Dimulai dengan ballet yang dilakukan Taeyeon dengan ketiga peri. Taeyeon, Soyeon, Luna, Fei kalian silakan maju.” Lalu kami berempatpun maju dengan ragu-ragu.
“Silakan kalian mulai menari ballet, aku ingin lihat kemampuan kalian.” Lanjut Ms. Hyoyeon.
Kami berempat mulai menari dan yang terjadi adalah kekacauan. Sikut kami saling bersentuhan, kaki kami saling menginjak satu sama lain bahkan Fei dan Luna saling bertabrakan hingga terjatuh. Teman-teman yang lainpun mulai tertawa.
“Kacau!!! Parah!!! Apa dikelas Vocal 2 dan 3 kalian tidak pernah diajari menari ballet oleh Mrs. Min??” Katanya dengan nada tinggi. Kamipun hanya diam termasuk teman-teman kami yang tadi tertawa, mereka mendadak diam.
“Kalian, tunjukkan pada mereka tarian ballet yang aku ajarkan.” Katanya sambil menunjuk ketiga muridnya dari kelas Vocal 1.
Jujur saja mereka menari dengan sangat baik, walaupun gerakan mereka berbeda satu sama lain, namun tetap terlihat harmonis dan cantik. Aku jadi malu, Mrs. Min memang selalu mengajarkan pada kami, para perempuan, cara menari ballet, namun entah mengapa selalu sulit untuk kami melakukannya. Dan di kelasku pun hanya Seohyun yang dapat menari ballet dengan sempurna, selebihnya?? Jangan ditanya.
“See?? Itulah yang namanya seni menari ballet, tidak seperti kalian.” Katanya tegas.
Namun dibalik kekejamannya ia masih menyimpan hati nurani, buktinya ia masih mau untuk mengajarkan kami menari ballet dengan baik dan benar dari awal posisi yang harus diambil oleh seorang ballerina sampai cara membungkuk yang baik untuk menghargai tepuk tangan penonton.
Dan hasilnyapun dalam waktu satu jam, aku dan ketiga temanku dapat menari ballet bagian kami dengan lebih baik dari sebelumnya. Bayangkan kami dapat menari ballet dengan benar dalam waktu kurang dari sejam oleh Ms. Hyoyeon bandingkan dengan Mrs. Min yang mengajarkan ballet pada ketiga temanku dari tahun pertama di Kirin, sangat berbeda jauh hasilnya. Itulah kehebatan dan kualitas Ms. Hyoyeon yang patut diacungi jempol. Aku jadi kagum.
Selanjutnya dansa antara putri dan pangeran sebanyak dua kali, diawal dan diakhir cerita dapat aku selesaikan dengan cepat, karena melakukan dansa ala kerajaan jauh lebih mudah bagiku. Tidak membutuhkan waktu lama, hanya setengah jam aku sudah dapat menguasainya.
Terakhir giliran keenam gadis cantik itu. Si kembar harus menari shuffle ketika berhasil merebut kerajaan dari tangan sang putri. Lalu menari hip-hop ketika berhasil menghalangi putri dengan troll peliharaannya serta popping dan waving dengan keempat peri hitam saat berhasil menjebak Rolland dan membuatnya benci kepada putri.
Namun sepertinya dance itu terlalu berat untuk mereka. Terutama untuk ketiga anak kelas Vocal 2, mungkin mereka terbiasa untuk modern sexy dance, sehingga mereka agak segan dalam menarikan jenis tarian ini, jenis tarian yang agak berbeda.
“Kenapa kalian?! Aku yakin Mrs. Min juga pasti sudah memberikan materi ini kan?!” Tanyanya pada Tiffany, Jessica dan Seohyun. Mereka hanya diam.
“Lalu kenapa kalian masih tidak bisa?! Guru kalian yang tidak becus atau kalian yang terlalu manja dan hanya mau menarikan sexy dance?! Hah?! Jawab!!” sepertinya Ms. Hyoyeon benar-benar kehilangan kesabarannya.
“Sekarang mau kalian apa?! Apa kalian mau keluar dari drama musical ini?! Gampang… Saya hanya perlu mencoret nama kalian, lalu meminta izin Mrs. Sooyoung untuk mengadakan audisi ulang untuk menggantikan kalian!! Kalian mau?!” Mereka bertigapun menggeleng dengan lemas.
“Kalau kalian mau bekerja sama dan menuruti intruksiku, pasti kalian akan bisa dan terbiasa dengan tarian ini, ini akan sangat menyenangkan bagi kalian.” Katanya dengan nada yang jauh lebih lembut. Mereka bertigapun seakan kembali bersemangat dan mulai mencoba melakukannya.
“Ayo Tiffany hentakan kakimu dengan lebih bersemangat. Seohyun tanganmu kurang tinggi, angkat lagi. Jiyeon lekukanlah tanganmu lebih patah-patah, seperti ini. Bagus semua ayo teruskan kerja bagus kalian…” Teriak Ms. Hyoyeon bersemangat.
Satu lagi pembuktian kehebatannya. Dia dapat meluluhkan keegoisan Tiffany dan membuatnya jatuh cinta dengan dunia hip-hop dance dalam waktu yang terbilang singkat. Dan waktu latihan hari inipun berakhir dan akan dilanjutkan esok hari.
***

Hari berikutnya selain kami melakukan pemantapan dance kami, kami juga melakukan koreaografi saat adegan aku dan Rolland melawan dua perampok. Disana kami memasukan sedikit gerakan kungfu dan Taekwondo yang tentunya juga dibantu oleh Ms. Hyoyeon. Selain itu kami juga diajarkan cara menggunakan pedang, dan dasar cara menggunakan pedang adalah melalui olahraga anggar, oleh karena itu nanti pertempuran antara kami dengan kedua bandit akan terasa sangat sengit.
Saat melawan troll kami juga sedikit melakukan gerakan, seperti berputar mengelilinginya dan mengikatnya dipohon. Satu hal yang baru aku ketahui dari Ms. Hyoyeon mengenai dirinya. Diluar mungkin ia dapat terlihat dingin dan angkuh. Namun jika kau tau isi hatinya yang sesungguhnya kau akan tau dirinya yang sesungguhnya, dirinya yang hangat, ramah dan bersahabat.
Yang aku tau sifat dinginnya selama ini disebabkan oleh kepergian calon suaminya bertahun-tahun yang lalu, mungkin itu menjadi pukulan yang keras baginya sehingga membuatnya menyembunyikan dirinya yang sesungguhnya dibalik topeng dingin dan angkuh.
Tapi jujur saja, aku sangat suka dengannya, ke-profesionalitasannya, ide-ide cemerlangnya, inovasinya, dasa imajinatif dan kreatif, ia patut diacungi jempol dan patut dijadikan acuan kami sebagai panutan untuk kami kedepannya. Dan belajar dengannya sangatlah menyenangkan. Andai aku ada di kelas Vocal 1, dia dan mata pelajarannya akan menjadi guru serta mata pelajaran favoritku.
Dan aku berjanji sisa hari diminggu kedua ini akan aku gunakan sebaik-baiknya untuk menyerap semua ilmu yang ia miliki, semua kepribadian yang ia punya, segala sikap yang dimilikinya. Agar aku kelak dapat memiliki wibawa dan profesionalitas yang sama baiknya dengannya.
***

Dihari terakhir diminggu ini Ms. Hyoyeon mengajak kami menonton pertunjukan seni jalanan atau yang biasa disebut ‘street art performances’ disekitar daerah Seoul, kami pergi dengan tiga buah mobil, masing-masing mobil memiliki kapasitas 5 orang. Di mobil Ms. Hyoyeon terdapat Ms. Hyoyeon, Luna, Jiyeon, Seohyun serta Kyuhyun.
Di mobil Fei, selain dirinya juga terdapat Soyeon, Jessica, Hyorin serta Jonghyun. Yuppss… Dan sisanya di mobil Wooyoung ada aku, kedua fans fanatic Wooyoung serta fans setianya Sandara.
“Aku yang duduk didepan.” Kata Sandara sambil menuju pintu mobil.
“Enak aja, aku yang duduk didepan…” Tiffany tidak terima dan menghalangi jalan Sandara.
“Aku… Awas…”
“Enggak… Aku…”
“Akkuuuu…”
“Akkkuuuuuu…” Dan merekapun kembali mulai berteriak.
“Stoooppp…” Wooyoung mencoba untuk melerai. “Biar Taeyeon yang duduk didepan.”
“Noooo!!!” Kata mereka berbarengan seraya melihat aku dan Wooyoung secara bergantian dengan tatapan yang mengandung seribu makna.
Akhirnya setelah perdebatan panjang, diputuskanlah yang duduk didepan adalah Taeyang, tampak ia agak sedikit kecewa, mungkin yang ia inginkan adalah duduk bersebelahan dengan pujaan hatinya (read: Sandara).
Aku duduk ditengah mereka berdua, sungguh posisi yang tidak menyenangkan, mereka mencoba membuatku tidak nyaman, dan sejujurnya mereka berhasil membuatku tidak nyaman selama diperjalanan yang memakan waktu 25 menitan itu.
Di pusat kota Seoul memang selalu ada pertunjukan seni jalanan, entah dari orang-orang Korea maupun orang dari negera lain yang sedang melakukan tradisi backpacking. Pertunjukannya pun bermacam-macam, ada yang bermain musik, bernyanyi, menari, manusia patung, bahkan sandiwara.
Setelah mencari disetiap sudut akhirnya kami melihat sekelompok orang yang sedang menari, mereka merupakan backpacker asal Amerika karena selain wajahnya yang benar-benar seperti Yankee tidak jauh dari tempat mereka menari aku dapat melihat tas-tas yang sangat besar. Mereka terdiri dari 3 orang, 2 orang laki-laki dan seorang perempuan.
Mereka menarikan tarian hip-hop dengan sedikit sentuhan modern dance. Tarian mereka menarik, unik dan lucu, pasionnya pun juga berbeda serta sangat terasa profesionalitasnya. Feelingku Ms. Hyoyeon akan menggukan tarian mereka untuk memperkaya gerakan dance bagi si kedua penyihir. Dan tebakanku benar…
“Perhatikan itu, aku akan menamabahkan gerakan itu pada tarian kalian.” kata Ms. Hyoyeon pada mereka, Tiffany dan kawan-kawan.
Sayangnya kami tidak menemukan pertunjukan sandiwara di jalan. Namun di ujung jalan, ada 3 orang manusia patung yang menarik perhatian Ms. Hyoyeon. Manusia patung yang pertama merupakan seorang ksatria berpedang yang gagah berani yang sedang mengarahkan pedangnya kepada manusia patung yang lain yang berbentuk seekor burung elang raksasa.
Namun ada yang aneh, dibelakang ksatria itu ada seorang putri cantik, ia duduk dengan anggun, tampak tenang dengan tangan yang mengepal seperti sedang berdoa. Aku heran, padahal ksatria itu seakan-akan rela berkorban deminya melawan elang raksasa untuk dapat melindunginya, tapi kenapa sang putri tampak seolah-olah tidak sedang terjadi apa-apa anta ksatria dan si elang raksasa?
“Ia percaya pada sang ksatria. Ia percaya kalau ksatrianya dapat melindunginya. Jadi ia bersikap seperti itu, tenang dan hanya berdoa memohon yang terbaik.” Tiba-tiba suara Ms. Hyoyeon membuyarkan lamunanku. Ia menatap lurus pada ketiga patung itu tanpa menoleh kearahku, ia seakan berbicara dengan siapa saja yang mendengarkannya.
“Kamu harus dapat seperti mereka, berani seperti sang ksatria, sekaligus anggun dan bersikap tenang seperti sang putri. Pelajarilah ekspresi mereka, maka aku yakin kau akan dapat mendalami karakter Putri Katerinna dengan baik.” Katanya sembari melihat kearahku. Pesan dari Ms. Hyoyeon itu benar-benar menggugah hatiku untuk menumbuhkan Putri Katerinna dalam diriku.
***

-Minggu ketiga-

Minggu ini adalah latihan vokal, dan guru pembimbing kami ialah Ms. Sunny Lee. Ia belum menikah, pribadi yang ceria, usianya juga masih terbilang muda. Wajahnya imut dan manis dengan senyum yang juga unik seperti Ms. Hyoyeon, sama unik namun berbeda keunikannya, dan yang aku suka adalah ketika ia senyum, maka matanya ikut tersenyum dan membentuk ‘eye smile’. Rambutnya pendek dan pirang, tubuhnya memang tidak terlalu tinggi, tapi aku rasa tinggi tubuhnya cukup ideal dengan berat badannya. Ia terlihat agak berisi.



Ia guru vokal kelasku, kelas Vocal 2. Jadi aku akan dengan mudah bekerja sama dengannya, berbeda dengan guru-guru sebelumnya yang membimbing kami, karena mereka semua  guru dari kelas Vocal 1. Entahlah kenapa bukan Mrs. Boa yang merupakan guru kelas Vocal 1 yang membimbing kami.
Suara Ms. Sunny merupakan jenis suara kesukaanku, suaranya berkarakter imut, walau imut namun suaranya sangat kuat, terlebih lagi suara kepala atau yang biasa disebut falsetto miliknya benar-benar indah dan tinggi. Dengan suara seperti itu ia dapat mencapai nada tertinggi sekalipun. Mungkin…
“Baiklah… Sekarang saya akan membacakan lagu yang akan kalian nyanyikan. Sebagian ada yang merupakan lagu yang terkenal, sebagian lagi lagu yang saya karang sendiri.” Kata Ms. Sunny dengan nada ceria dan bersemangat.
“Dimulai dengan pemeran utama, Taeyeon kamu akan menyanyikan lagu ‘Skyscraper’ milik Demi Lovato ketika kedua penyihir merebut kerajaan darimu, lalu ‘When You’re Gone’, ‘Don’t You Remember’ dan ‘I Will Always Love You’ ketika Rolland pergi meninggalkanmu karena marah. ‘A Thousand Years’ berduet dengan Wooyoung ketika kalian kembali rujuk. ‘My Heart Will Go On’ ketika Rolland disihir oleh Terremar serta kau dan Wooyoung menyanyi ‘A Whole New World’ ketika Rolland kembali hidup.”
“Rolland, selain ‘A Thousand Years’ dan ‘A Whole New World’ kamu juga akan menyanyikan lagu ‘Jar Of Hearts’ milik Christina Perri, ‘You And I’ milik Lady Gaga, serta ‘Just The Way You Are’, ‘Fall For You’ dan ‘I’m Yours’.”
“Untuk Terremar dan Maressen, kalian akan banyak berduet, pertama di lagu ‘The Edge Of Glory’, ‘Monster’ dan ‘The Fame’ milik Lady Gaga. ‘Magic’ milik Selena Gomez. ‘We Are the Champion’, ‘Baby’ dan ‘You Belong With Me’.”
Ms. Sunny membacakan daftar lagu yang akan kita nyanyikan serta dibagian mana kami menyanyikannya secara rinci, beberapa merupakan lagu artis-artis internasional dan beberapa lagu untuk troll, perampok serta keempat peri hitam merupakan lagu buatannya, karena sulit untuknya menemukan lagu yang tepat untuk karakter tokoh mereka.
“Taeyeon bagaimana kalau saya naikan satu oktaf?” Kata Ms. Sunny ditengah-tengah latihan.
“Hm… Tapi saya tidak yakin Ms.” Kataku ragu.
“Saya yakin kamu bisa, asalkan kamu mau mencoba.”
“Baiklah.”
Begitulah sesi latihan kali ini selesai tepat pada waktunya, karena berhubung hari ini hanya latihan dasar vokal. Dan seperti biasa Ms. Sunny memberi nasihat agar kami semua menjaga suara dan kesehatan. Ia juga mengatakan drama musical kali ini sangat penting, karena penghasilannya akan disumbangkan ke beberapa Negara miskin di Afrika. Jadi ia berpesan agar kami melakukan yang terbaik.
***

Keesokan paginya, ketika aku sampai kelas, secara mendadak Soyeon menghampiriku. Ia mendekatkan wajahnya, menarikku ke mejaku dan mulai berbisik.
“Tadi Wooyoung menitipkan pesan padaku.” Katanya berbisik pelan sambil melihat ke sekeliling kelas seakan takut kalau ada yang mendengar.
“Ia bilang kalau nanti, kalau boleh ia akan main kerumahmu, setelah selesai latihan, ia ingin latihan lagi bersamamu untuk lebih menyesuaikan suara pada lagu duet kalian. Oh, iya ia juga meminta nomor handphonemu.” Katanya. Aku baru sadar kalau selama aku sekolah di Kirin, hanya nomer Luna dan Soyeon yang aku miliki. Karena sejujurnya aku memang agak kurang tertarik dengan ‘Short Message Service’ apalagi telpon-telponan.
“Ini,” kataku pada Soyeon sambil menyerahkan kertas kecil dengan nomer handphoneku yang tertera di dalamnya.
“Kenapa ia tak bicara langsung denganku? Dan kenapa ia tidak meminta nomerku sejak dulu?”
“Kau lihat Sandara, Tiffany dan kawanannya masing-masing sedang memperhatikanmu daritadi, Taeyeon… Mana mungkin Wooyoung berani mendekatimu dengan situasi seperti ini, ia khawatir dengan keselamatanmu. Sedangkan pertanyaanmu yang kedua, aku tidak tau, mungkin ia baru kepikiran sekarang untuk meminta nomermu kali. Entahlah…” Katanya.
“Jadi gimana? Boleh dia latihan bersamamu?” Lanjutnya.
“Tentu saja,” Kataku mantap.
“Baiklah aku akan ke kelas sebelah dulu…” Katanya bersemangat.
***

Sepulang latihan, sesuai rencana aku akan pergi keparkiran ketika keadaan mulai aman. Dan ketika adu sudah ada didepan mobil Wooyoung ternyata Jiyeon dan Seohyun melihat kami, dan kontan saja mereka langsung melapor pada atasannya masing-masing. Mengetahui hal itu Wooyoung memberiku aba-aba untuk segera masuk.
Dan ketika kami keluar gerbang Kirin kami sadar bahwa dibelakang kami mobil Sandara dan Tiffany sedang mengikuti kami, tepat dibelakang kami. Wooyoung menambah kecepatan mobilnya, ia tidak langsung menuju rumahku, namun ia mengelilingi kota Seoul terlebih dahulu dengan tujuan agar mereka merasa kelelahan.
Setelah setengah jam kami berputar-putar, kami sudah tidak melihat mobil mereka lagi. Kami sudah merasa aman, dan akhirnya kamipun berputar menuju rumahku. Ketika sampai di gerbang, ketika aku hendak membuka gerbang dengan sangat terkejut aku melihat mobil mereka; Tiffany dan Sandara tepat dibelakang mobil Wooyoung.
“Taeyeon, kamu bawa banyak teman yaa??” Tiba-tiba mama datang dengan muka berseri. Kelihatannya mama sangat bersemangat menyambut teman-temanku ini.
“Ayo masuk silakan, Taeyeon buka gerbangnya untuk mereka. Cepat. Mama akan buatkan minum dulu.” Perintah mama.
“Baik ma.” Akupun membukakan gerbang, mempersilakan mereka masuk dan duduk.
“Ini, silakan.” Kata mama sambil menaruh gelas-gelas dan sepiring kue kering diatas meja.
“Wah, terima kasih ya tante, jadi ngerepotin,” Kata Sandara dengan wajah tersenyum. Selama sebulan ini baru kali ini aku melihat ia tersenyum seperti itu.
“Kenalkan dong teman-teman kamu sama mama. Terus, Luna sama Soyeon gak ikut Taeng?”
“Aku Sandara tante, salam kenal.”
“Aku Tiffany.”
“Saya Wooyoung tante.”
“Sandara dan Tiffany kalian mirip. Apa kalian kembar?”
“Bukan!!!” Jawab mereka kompak dengan muka jutek.
“Dan Wooyoung… Jangan-jangan kamu pacarnya Taeyeon ya? Karena kamu laki-laki pertama yang diajak Taeyeon main kerumah? Hahaha…” Kata mama sambil tersenyum meledek kearahku.
“Bukan!!!” Lagi-lagi Tiffany dan Sandara berteriak dengan kompak.
“Belum tante, tapi semoga aja secepatnya.” Kata Wooyoung malu-malu, akupun jadi ikut malu karena kata-katanya. Sedangkan si Barbie kembar itu cemberut dan terlihat menyeramkan.
“Tante dukung kok, hahaha.”
“Maaa… Sudaah ahh…”
“Kenapa? Yasudah ya, tante tinggal ke belakang dulu, ada kerjaan.” Kata mama sambil tersenyum kearah Wooyoung, Tiffany dan Sandara secara bergantian. Sandara dan Tiffany membalasnya dengan senyuman yang dipaksakan.
“Jadi kalian mau apa kesini? Tanya Wooyoung dengan lembut.
“Kami ingin ikut latihan? Keberatan? Kau tidak keberatan kan Taeyeon?” Tanya Tiffany.
“Tidak kok. Tidak sama sekali.” Kataku pasrah.
Dan selama satu jam kami habiskan dengan latihan bersama. Tiffany dan Sandara terlihat makin agresif kepada Wooyoung, dan entah mengapa hatiku merasa panas melihatnya. Aku benar-benar ini cepat berakhir. Aku tidak fokus dengan naskahku, dance-ku pun kacau, dan nada-nada di laguku ada yang meleset.
“Kamu kenapa? Lagi gak konsen ya kayaknya?” Tanya Wooyoung penuh perhatian.
“Iyaa…” Kataku lemas.
“Kenapa?”
“Kecapekan mungkin…” Potong Sandara sebelum aku sempat menjawab pertanyaan Wooyoung.
“Bisa jadi karena dia tidak suka kalau kau ada disini Sandara.” Kata Tiffany memancing.
“Enak aja, kamu tuh yang bikin mood orang berantakan.”
“Jangan asal ngomong deh.”
“Stop! Stop! Jangan berteriak di rumahku, aku tidak enak dengan mama yang sedang istirahat.” Kataku tidak sadar telah membentak mereka.
“Berani kau membentakku?” Sandara terlihat marah.
“Lihat saja, tunggu perhitungan dariku.” Kali ini Tiffany yang mengancam.
“Untung ini di rumahmu, aku masih menghargai mamamu,” Kembali Sandara mengancam.
“Kalian ini apa-apaan sih? Kalian sama kayak orang yang gak tau diri… Kalian datang dengan tidak diundang, tapi Taeyeon tetap mengizinkan kalian masuk. Lalu kalian dengan seenaknya membuat ribut di rumahnya, dan ketika kalian ditegur oleh tuan rumah. Kalian justru mengancamnya. Memalukan… Mana sopan santun kalian?” Wooyoung terlihat marah pada mereka, aku jadi merasa tidak enak.
“Sudahlah, tidak apa-apa… Aku yakin mereka tidak bermaksud benar-benar mengancamku.” Kataku membela mereka, aku tidak tega melihat mereka dibentak seperti itu.
“Yasudahlah, lebih baik kami pamit pulang saja… Aku juga sudah tidak enak dengan mamamu karena sudah membuat kegaduhan malam-malam begini.” Kata Wooyoung dengan bijak.
“Hati-hati yaa…” Kataku. Kedua perempuan itupun mengikuti langkah Wooyoung yang menuju pintu keluar.
Sebenarnya aku benar-benar takut dengan ancaman mereka, terutama Sandara, karena setahuku ia anak yang cukup nekat. Sungguh aku benar-benar khawatir. Tapi aku hanya perlu percaya bahwa Wooyoung akan menjagaku dari kedua orang itu. Aku harus berpikir tenang dan berdoa untuk kebaikan kita semua termasuk Sandara dan Tiffany.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar