Hyoyeon!

Hyoyeon!
OMO... How perfect she is, right?

Minggu, 12 Mei 2013

My #1st Fan Fiction (Princess Katerinna and the Witches) Part 1

Princess Katerinna and the Witches


A. Main Cast :
1. Kim Taeyeon (Girls’ Generation)
2. Jang Wooyoung (2PM)
3. Tiffany Hwang (Girls’ Generation)
4. Sandara Park (2NE1)

B. Cameo :
1. Luna Park (f(x))
2. Park Soyeon (T-ara)
3. Jessica Jung (Girls’ Generation)
4. Seo Juhyun/Seohyun (Girls’ Generation)
5. Kim Hyorin (Sistar)
6. Park Jiyeon (T-ara)
7. Kim Hyoyeon (Girls’ Generation)
8. Choi Sooyoung (Girls’Generation)
9. Kim Jonghyun (SHINee)
10. Cho Kyuhyun (Super Junior)
11. Im Yoona (Girls’ Generation)
12. Kwon Yuri (Girls’ Generation)
13. Sunny Lee (Girls’ Generation)
14. Wang Fei Fei (Miss A)
15. Dong Taeyang (Big Bang)

C. Author :
-- Admin Hyorengihyo --

D. Genre :
-- Fiksi --


~ Kim Taeyeon Point of View ~
“Mama serius? Tidak bisakah aku pindah ke sekolah yang lebih normal sedikit? Sekolah manapun, asal jangan sekolah musik,”
“Lah, kamu bilang katanya kamu suka bernyanyi dan menari? Dan kalau mama lihat, bakatmu itu diatas rata-rata Taeyeon. Sudahlah ini saatnya untuk kamu menunjukkan bakatmu pada dunia.” Kata mama bersemangat.
Pada dunia apanya? Bernyanyi dan menari? Aku hanya dapat melakukannya dengan baik didepan mama, selain didepan mama aku pasti sudah mati gaya duluan sebelum bernyanyi.
“Mau yaa? Percayalah, mama tau apa yang terbaik untuk kamu honey?” Bujuk mama dengan nada suara sedih.
Hening sesaat.
“Baiklah…” Akhirnya aku pasrah karena aku sudah tau tabiat mama yang keras kepala, walaupun aku menolak pasti ia tetap ingin memasukkanku kesana dengan cara apapun.
***

Yuppzz… Disinilah aku sekarang di Kirin Art School, murid baru dengan bad looking; kacamata tebal, rambut keriting mengembang, gigi kawat. Benar-benar menunjukan bahwa aku adalah orang yang amat sangat suram.



“Hah? Siapa itu?” Kata seorang gadis cantik yang duduk dibangku belakang dan mengarahkan pandangannya kearahku.
“Oh my God, disaster.” Kata temannya yang tidak kalah cantik.
“Aku gak tahan lagi guys, aku mau cari udara segar dulu.” Kata anggota yang lain.
“Tiffany, Jessica dan Seohyun memang selalu begitu, jangan dimasukin ke hati yaa…” Sebuah suara mengagetkanku.
Aku menggeleng.
“Aku sudah biasa diperlakukan seperti ini, jadi gak masalah kok.” Jawabku ceria.
“Waw, hebat juga kamu, siapa namamu? Aku Soyeon dan ini Luna.” Katanya ramah.



“Oh, aku Taeyeon… Salam kenal.”
Luna dan Soyeon menjelaskan tentang tiga gadis dikelas tadi. Mereka adalah salah satu kelompok primadona di sekolah ini, yang pertama adalah Seohyun, ia gadis yang cantik, tinggi dengan kulit putih susu dan rambut cokelat keriting. Lalu ada Jessica, ia merupakan keturunan Amerika-Korea, cantik, menurutku lebih cantik dari Seohyun, dengan rambut pirang bergelombang, pantas kalau ia disebut sebagai primadona. Terakhir yang paling cantik adalah Tiffany, sama dengan Jessica ia juga merupakan blasteran Amerika-Korea, wajahnya seperti Barbie, kakinya indah dengan rambut merah panjang dan lurusnya menambah daya pikatnya sebagai ketua ‘gang’ (gerombolan).



“Selamat pagi anak-anak,”
Ternyata tanpa kami sadari karena terlalu asik berbincang, sang guru vocal yang aku ketahui bernama Mrs. Boa memasuki kelas kami.
“Lho Mrs.? Ini kan bukan pelajaran vocal? Bukannya sekarang jam pelajaran bahasa Inggris ya?” Kata Soyeon yang baru aku sadari kalau dia adalah ketua kelas di kelas ini.
“Iya  Soyeon, Mrs. tau, Mrs. hanya ingin memberi tau bahwa besok akan diadakan audisi untuk memainkan drama musical ‘Princess Katerinna and the Witches’ yang juga merupakan rangkaian acara dari malam amal terbesar yang diadakan di Korea. Harap semua siswa dan siswi ikut berpartisipasi.”
“Jam berapa Mrs.?” Tanya Luna.
“Besok tidak ada kegiatan belajar mengajar, maka audisi akan dimulai ketika mata pelajaran pertama dimulai. Jam 7 tepatnya.”
“Dimana Mrs.?” Kali ini si cantik Seohyun yang berbicara.
“Di aula sekolah Seohyun.”
“Ada syaratnya gak Mrs.?” Tanya Jessica.
“Misalnya anak yang suram gak boleh ikut audisi gitu??” sambung Tiffany sambil melihat kearahku yang langsung disambut tawa oleh murid sekelas.
“Diam… Diam… Semua, tidak ada syarat khusus, yang penting ia murid Kirin tahun kedua. Sudah jelas Tiffany?” Bentak Mrs. Boa. Si cantik Tiffany hanya diam dan mengangguk kecil.
“Baiklah kalau tidak ada pertanyaan lagi, Mrs. pamit, Mr. Shindong sudah siap untuk mengajar. Terima kasih, selamat pagi.”
“Pagiii Mrs.…” Jawab kami serentak.
“Good morning everyone. How are you? Must be good right?” Sapa Mr. Shindong ramah.
“Mooorniiing, good absolutely sir, and yoouu??” Jawab kami kompak.
“Same with you guys…” Jawabnya ceria, “Oh, hai? We have a new member here I think. What’s your name lovely?”
“I’m Taeyeon sir.”
“Yea, such a beautiful name.”
“Her name was, but her face was’nt I think.” Kali ini Jessica yang mengatakan hal itu.
“Agree.” Seohyun dan Tiffany berteriak hampir berbarengan. Dan seisi kelas pun kembali riuh dengan tawa seluruh siswa.
“Jessica, Seohyun, Tiffany, behave!” bentak Mr. Shindong.
“Okey…” Jawab mereka bertiga dengan nada mengejek.
***

“Hai… Taeyeon. Nanti aku dan Soyeon mau latihan untuk audisi besok di lapangan belakang, mau ikut gak?” Kata Luna yang tiba-tiba datang menghampiriku setelah bel tanda pulang berbunyi.
“Aku mau Lun, tapi mama ku pasti panik kalo aku gak pulang tepat waktu.”
“Kamu gak bisa izin?” Desak Soyeon.
“Gak mungkin mau, mama ku tipe yang keras kepala,”
“Yaah, padahal kami ingin latihan bareng kamu Taeyeon.” Kata Luna sedih dan diikuti anggukan kepala Soyeon.
“Hmm… Gimana kalo kalian latihannya di rumahku? Rumahku dekat dari sini kok. Yaaa… Itupun kalo kalian mau,”
“Gimana So?” Tanya Luna pada Soyeon.
“Terserah kamu Lun. Aku mah fine fine aja.”
“Yaudah kami mau.” Kata Luna.
Dan setelah kami membereskan buku, lalu memasukannya ke dalam tas, kami bertiga pun pergi ke rumahku yang terletak di ujung blok. Karena memang jaraknya dekat jadi kami berjalan kaki. Di tengah jalan kami menyaksikan kejadian yang membuatku terkejut. Di sisi lain jalan yang berseberangan dari tempat kami berjalan, di depan sebuah cafĂ©, kami melihat sebuah mobil terparkir, tapi bukan mobilnya yang menarik perhatian kami, tapi orang yang berada di depan mobil itu, sosok seorang gadis yang sangat tidak asing lagi bagiku, gadis itu adalah… Tiffany. Dia terlihat sedang bertengkar hebat dengan seorang laki-laki dan kalau dilihat dari seragam yang ia pakai sepertinya ia juga bersekolah di tempat yang sama dengan aku dan Tiffany, di Kirin.
Mereka saling berteriak satu sama lain, Tiffany beberapa kali menggenggam tangan laki-laki itu, tapi selalu dilepaskan oleh si laki-laki. Tiffany mulai menangis, dan laki-laki itu menuju mobilnya dan mengendarainya meninggalkan Tiffany dan membiarkan air matanya menetes. Dan tanpa sadar ternyata Tiffany menangkap keberadaan kami, ia menatap kami dengan tajam dan marah, kami dengan sigap langsung mengambil langkah seribu (read: lari) dan meninggalkannya.
Sesampainya di rumah, Luna dan Soyeon menceritakan yang terjadi.
“Jadi laki-laki itu adalah Wooyoung, kekasihnya Tiffany.” Kata Soyeon memulai cerita.



“Mereka jadian sejak setahun yang lalu sejak kita masih menjadi murid Kirin tahun pertama, pasangan yang sempurna. Perempuan paling populer di Kirin berpacaran dengan laki-laki yang sama populernya dengannya.” Lanjut Luna.
“Wooyoung adalah murid di kelas Vocal 1, kelas unggulan di sekolah kita. Dia jago olahraga, pintar matematika, dance-nya juga diatas rata-rata, selain itu ia tampan serta baik.” Jelas Luna.
“Lalu, kira-kira kenapa mereka bertengkar?” Selidikku.
“Entahlah, aku tidak terlalu update dengan gossip. Tapi mungkin Soyeon dapat  membantu.” Kata Luna.
“Baiklah aku akan jelaskan kronologinya…” Mendadak Soyeon berbicara seakan ia tau segalanya.
“Jadi gini… Dulu ada dua gadis paling populer di sekolah kita yang menyukai Wooyoung, Tiffany dari kelas Vocal 2, kelas kita sendiri dan Sandara Park dari kelas Vocal 1, ia teman sekelas Wooyoung. Mereka bersaing sangat ketat dalam hal mendapatkan hati Wooyoung, bahkan bukan hanya mereka yang bersaing, tapi teman-teman mereka Jessica dan Seohyun dari pihak Tiffany, serta Hyorin dan Jiyeon dari pihak Sandara juga ikut bersaing demi membantu ketua mereka masing-masing.



“Tapi diantara mereka berdua, Sandara jauh lebih agresif dibanding Tiffany, bahkan ia sempat mengancam akan bunuh diri jika Wooyoung tidak mau membalas sms-nya. Dan sepertinya Wooyoung mulai geram dengan mereka berdua, terlebih Sandara, jadi ia menyusun siasat, ia akan berpura-pura mengadakan kontes untuk memilih satu dari mereka untuk menjadi pacarnya, dan ketika ia sudah memilih salah satu dari mereka berdua, maka yang lain harus mengaku kalah dan menjauhinya.
“Kontes tersebut sebenarnya hanya untuk menyingkirkan Sandara dan segala perilakunya yang mengganggu ketenangan hidupannya. Dan ternyata kontes tersebut merupakan kontes menyanyi. Secara kualitas sebenarnya kualitas teknik vokal Tiffany yang notabene merupakan murid kelas Vocal 2 pasti masih dibawah Sandara yang merupakan murid kelas Vocal 1.
“Dan benar saja, Tiffany melakukan kesalahan dalam beberapa nada, walaupun dapat ia tutupi dengan penampilan panggungnya yang sempurna. Sedangkan Sandara, ia tidak melakukan kesalahan dalam nada, suaranya stabil dan cemerlang, namun saat reff ke dua ia salah lirik, hal itu membuatnya sedikit tidak fokus serta mengacaukan penampilannya.
“Dan juri-juripun yang terdiri dari Jonghyun serta Kyuhyun memilih Tiffany sebagai pemenangnya sesuai dengan rencana semula. Dan semenjak itu, Sandara bersikap sportif dan mulai menjauhi Wooyoung.



“Setelah itu Wooyoung mendengar berita bahwa Sandara telah berpacaran dengan Taeyang murid kelas Vocal 3. Wooyoung merasa dirinya telah aman, makanya ia memilih untuk memutuskan hubungannya dengan Tiffany, dan kini ia akan merasa benar-benar bebas dari dua penyihir cantik yang menggangu hidupnya.” Jelas Soyeon panjang lebar.
“Bagus lah, jadi sekarang Wooyoung jomblo?” Tanyaku polos.
“Kenapa kamu mau Tae?” Goda Luna.
“Ahh, enggak kok, aku kan cuma...” Kataku gugup, dan aku rasakan mukaku memanas.
“Tuh kan mukanya merah… Hahaha…” Ejek Luna.
“Tapi sebenarnya tindakan Wooyoung itu salah. Sebenarnya Sandara berpacaran dengan Taeyang hanya sebagai umpan. Umpan, karena ia tau, bahwa Wooyoung akan memutuskan Tiffany jika Wooyoung mengetahui bahwa dirinya sudah memiliki kekasih.
“Aku yakin, besok akan ada kejadian yang menggemparkan. Wooyoung putus dengan Tiffany, lalu Sandara putus dengan Taeyang, lalu seperti kejadian dimasa lalu, Tiffany dan Sandara akan kembali bersaing.”
“Waw… Soyeon, kamu benar-benar queen of gossip.” Sanjungku.
“Tidak diragukan lagi.” Tambah Luna.
“Terima kasih… Terima kasih… Hahaha…” Katanya bangga.
“Jadi gimana nih latihannya?” Pertanyaan Luna mengingatkanku pada tujuan awal mereka datang kerumahku.
“Oh iyaaa… Ayo kita mulai.” Kata Soyeon.
Tiba-tiba…
“Taeyeooonnn…” Suara mama menggema sampai ke kamarku yang berada di lantai dua.
“Iyaaa maaa… Tunggu dulu.” Kataku. “Tunggu sebentar yaa… Gak akan lama.” Kataku pada kedua sahabat baruku, dan mereka hanya mengangguk.
“Ada apa ma?”
“Kamu bawa teman ya? Tumben. Udah dihidangkan makanan belum?”
“Oh iya lupa.”
“Yaudah biar mama aja yang bawain, sekalian mama mau kenalan sama teman-teman kamu. Kan jarang-jarang kamu bawa teman ke rumah.” Kata mama bersemangat.
“Hehe, yaudah terserah mama aja.” Akupun langsung bergegas kembali ke kamarku.
“Ayo lanjutin…”
“Ayo, siapa yang mau duluan nyanyi?” Kata Luna.
“Aku aja,” Kata Soyeon.
Soyeon pun mulai menyanyikan lagu ballad yang berjudul ‘If’ (lagunya Taeyeon) milik seorang penyanyi legendaris. Suara Soyeon indah, matang dan berkharisma. Penjiwaannya juga bagus, harusnya ia masuk kelas Vocal 1, bahasa tubuhnya benar-benar menyiratkan seakan-seakan ia benar-benar mengalami apa yang tertulis di lirik itu. Aku jadi merinding melihatnya. Bahkan Luna meneteskan air mata.
“Woow… Bagus banget Soyeon…” Kami berdua bertepuk tangan.
“Terima kasih, yaudah sekarang giliran kamu Lun.”
“Okey.”
Luna menyanyikan lagu upbeat yang berjudul ‘Your Doll’ (lagunya Sunny) yang juga merupakan lagu milik penyanyi ternama Korea. Karakter suara Luna juga indah, kuat, serta manis, dan cocok untuk lagunya yang bernada ceria. Ia bernyanyi sambil melakukan beberapa gerakan dance, dan hebatnya suaranya tetap stabil. Aku terpana dengan kemampuan entertainingnya yang baik, ia bagaikan penyanyi yang sudah profesional.
“Lun, So, aku bingung, padahal suara kalian matang, indah, dan sempurna, namun kenapa kalian masuk kelas Vocal 2?” Tanyaku polos.
“Itu masih lebih bagus Tae, kami bisa masuk kelas Vocal 2, sebelumnya bahkan kami ingin dimasukan ke kelas Vocal 3.” Kata Luna dengan nada sedih.
“Lah? Memangnya kenapa? Kok bisa begitu?”
“Karena penampilan fisik kami Tae, aku dan Soyeon tidak terlalu tinggi, tidak terlalu cantik pula, dan kalau tidak karena rekomendasi Ms. Hyoyeon, mungkin kami akan masuk kelas Vocal 3.”
“Ms. Hyoyeon?” Tanyaku yang tidak tau siapa itu Ms. Hyoyeon.
“Iya, dia adalah guru dance di sekolah kita, jadi saat itu ia bilang bahwa ia melihat potensi yang ada di diri kami, makanya ia merekomendasikan kami ke kelas Vocal 1, namun di tolak, lalu akhirnya ia merekomendasikan kami ke kelas Vocal 2, dan untunglah kami diterima.” Kata Soyeon.
“Lalu, bagaimana caramu bisa masuk di kelas Vocal 2?” Selidik Luna.
“Entahlah, mendadak ketika aku sampai sekolah, mama dan kepala sekolah, Mrs. Sooyoung menyuruhku ke kelas Vocal 2.” Jelasku.
“Wow kamu beruntung banget, lalu gimana audisi masuknya saat itu? Kamu menyanyikan lagu apa?” Tanya Soyeon.
“Aku tidak audisi, entahlah, aku tidak mengerti, namun sepertinya ada campur tangan dari mama ku.”
Mendadak ada yang mengetuk pintu, dan aku yakin itu pasti mama.
“Taeyeon, ini mama, buka nak pintunya.”
“Iya ma.”
“Hai, kalian teman-temannya Taeyeon ya? Wah cantik-cantik yaa…”
“Makasih tante, hahaha… Tante juga cantik kok.” Kata Soyeon salah tingkah.
“Oh iya ma, kenalin, ini Luna dan Soyeon.” Kataku mengenalkan Luna dan Soyeon kepada mama.
“Kalian jaga baik-baik Taeyeon ya, memang anaknya sedikit manja...”
“Maa…” Kata-kata mama terpotong olehku.
“Sip tante, dengan senang hati kami jaga…” Kata Luna.
“Oh iya, kalian lagi ngapain?”
“Kami lagi latihan untuk audisi drama musical yang diadain pihak sekolah besok.” Jelasku.
“Mama boleh ikut melihat?”
“Enggak!” Jawabku cepat.
“Tante boleh ikut gak Soyeon? Luna?”
“Boleh dong tante, boleh banget.” Jawab mereka berdua bersamaan.
“Dua lawan satu, kamu kalah, dan berdasarkan voting mama tetap disini, ayo sekarang giliran siapa nyanyi?”
“Kebetulan gilirannya Taeyeon tante.”
“Waah, pas banget dong, ayo Taenggu, mama menunggu.” Aku melihat Luna dan Soyeon tertawa kecil ketika mama memanggilku ‘Taenggu’.
“Tapi maa… Aku tidak bisa.”
“Kenapa Taeng?” Tanya Luna.
“Aku… Malu…”
“Hah? Serius kamu? Kalau kamu pemalu kenapa kamu masuk Kirin?” Tanya Soyeon terkejut.
“Aku dipaksa…”
“Mama tau apa yang terbaik untukmu, percayalah kamu…” Kata-kata mama terpotong. “Ahh sudahlah, sekarang ayo, kamu bernyanyi, untuk hari ini didepan tiga orang, selanjutnya lima orang, lalu sepuluh, dua puluh, seratus, dua ratus, dan lalu seribu orang.” Lanjutnya
Mendengar mama mengatakan hal itu perutku langsung mual dibuatnya. Tapi aku kuatkan hatiku. Kali ini aku akan bernyanyi lagu ballad yang berjudul ‘Because It’s You’ (lagunya Tiffany), lagu dari seorang diva Korea. Nada demi nada aku lantunkan, lirik demi lirik aku ucapkan, dan ketika aku selesai…
“Suaramu, Taeyeon… Amazing… Nada rendahnya sempurna, nada tingginya perfect,” Puji Luna.
“Kalau Mrs. Boa mendengarnya pasti ia akan menangis terharu karena kejernihan suaramu, dan pasti ia akan memindahkanmu ke kelas Vocal 1…” Kali ini Soyeon yang memuji.
“Bahkan suaramu melebihi Fei, juara di kelas Vocal 3, Jessica, juara di kelas Vocal 2 bahkan Hyorin, yang merupakan juara di kelas Vocal 1, yang memiliki vokal terbaik di Kirin.”
“Cukup, itu terlalu berlebihan… Aku tau Fei, Jessica terlebih Hyorin, mereka memiliki teknik vokal yang lebih melampaui kualitasku.”
“Aku tetap bersikukuh bahwa kau lah yang terbaik.” Kata Luna.
“Aku jadi tidak sabar untuk audisi besok, aku ingin melihat mereka semua terpana karena potensi si gadis kelas Vocal 2,” Kata Soyeon bersemangat.
“Kalian anak-anak yang baik, tante berterima kasih karena kalian mau menjadi teman Taeyeon.” Kata-kata mama membuatku terharu.
“Tapi tante, aku yakin salah satu kualifikasi agar lolos audisi, selain suara pasti penampilan, jadi kalau boleh tante, kita mau sedikit merubah penampilan Taeyeon… Kalau boleh.” Bujuk Soyeon.
“Tentu boleh So.” Kata mama memberikan izin. “Yaudah kalau begitu tante keluar dulu yaa… Have fun.”
“Oke tante.” Kata mereka berdua hampir bersamaan.
“Kita mulai dari mana nih So?”
“Tunggu… Kalian yakin dengan semua ini?” Tanyaku bimbang atas rencana mereka.
“Sangat!” Jawab Soyeon.
“Rambut! Kamu punya alat pelurus rambut?”
“Punya, ada di laci, itu hadiah dari mama, tapi aku tidak pernah memakainya karena aku merasa tidak terlalu membutuhkannya.”
“Bagus…”
“Lepaskan gigi kawatmu…” Perintah Luna. “Lepas juga kacamatamu dan pakai ini, soft lens milikku.” Lanjutnya.
“Aha… Untung aku baru saja membeli ini, pewarna rambut alami yang instant dan permanen, dimana kamar mandinya?”
“Itu…” Kataku menunjuk pintu diselah lemariku.
“Ayo Tae ikut aku…”
15 menit kemudian…
“Waw aku rasa warna orange warna yang cocok untukmu.” Puji Luna. “Sekarang kamu ganti baju dan pakai yang ini, lebih trendy dibanding bajumu yang lain.”
“Baiklah…” Kataku, dan setelah selesai. “Lalu apa lagi?” Tanyaku tak sabar.
“Ini, pakai anting ini,”
“Juga gelang ini,”
“Kalung ini,”
“Serta jepit rambut… Perfect.”
“Sekarang lihat dirimu didepan cermin, dan rasakan perbedaannya.”
“Oh My Lord… Waw… I feel… Different, thanks guys, thank you… You did it, yea, you did…”
“You’re welcome friend…” Jawab mereka.


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar