Dimalam
yang benar-benar bersejarah ini kami sangat bersemangat. Semua sudah bekerja
keras selama sebulan ini dan malam ini kami akan menunjukan semua kerja keras
kami. Kami akan menampilkan yang terbaik. Kami berjanji.
Masing-masing
dari kami sudah siap dengan segala perlengkapan. Kami sudah berdandan
habis-habisan untuk peran kami masing-masing. Aku benar-benar mengharapkan
kehadiran papa disaat-saat seperti melihatku dalam wajah yang berbeda wajah
yang lebih cantik, ia pasti akan sangat bangga kepadaku.
Bukan
hanya kami yang terlihat berbeda, guru-gurupun juga terlihat berbeda. Aku lihat
mereka makin cantik terutama guru-guru pembimbing kami yang aku lihat duduk
dibarisan paling depan bangku penonton.
Mrs.
Yoona datang dengan potongan rambut yang anggun serta dress yang tidak kalah
anggun. Mrs. Yuri dengan gaun biru tuanya serta rambut yang simple sangat
terlihat cantik. Ms. Hyoyeon, dia menggunakan pakaian hitam-putih yang lucu dan
imut dengan pita besar dileher dan rambut yang diikat kebelakang, benar-benar membuatnya
terlihat menawan.
Ms.
Sunny melakukan perubahan dengan rambutnya, ia memotong lebih pendek rambutnya,
selain itu ia mengenakan gaun merah pendek yang sesuai dengan tubuhnya. Mrs.
Sooyoung datang dengan potongan rambut yang terlihat dewasa serta gaun panjang
yang cantik bak putri dongeng, ia sangat terlihat anggun.
Dan
sekaranglah saat-saat dimana kami akan memulai pertunjukan. Menciptakan sejarah
dalam hidupku. Tampil didepan banyak orang terkemuka Korea, bahkan dunia karena
aku melihat beberapa artis Hollywood disana. Ini adalah moment-moment yang
tidak akan terjadi dua kali dalam hidupku. Thanks God atas kesempatan yang
indah ini.
Dari
belakang layar ini aku dapat melihat ada sesosok wanita cantik yang berusia
30an baru saja memasuki gedung dengan langkah anggun dan pasti. Ia memakai gaun
panjang yang indah berwarna putih. Rambutnya ditata sedemikian rupa sehingga ia
terlihat dewasa. Ia menuju bangku kosong disebelah Mrs. Sooyoung dan duduk
disana. Wanita itu adalah ibuku, ia datang dengan wajah bahagia dan bangga. Aku
menitikan air mata, karena pada akhirnya aku benar-benar sudah dapat
membanggakan ibuku.
***
Acara
sudah dimulai, rangakai demi rangkaian acarapun dilaksanakan dengan baik.
Hingga tiba giliran kami, sang presenter memberikan kesempatan pada Mrs. Choi
Sooyoung untuk memberikan kata-kata sambutan sebelum kami tampil.
“Anak-anak
ini, sudah bekerja keras, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran. Menghapal
setiap dialog, gerakan, lirik, nada. Mendedikasikan diri mereka. Melewati
masalah demi masalah… Dan kalian harus tau bahwa Kirin Art School benar-benar
bangga pada apa yang kalian telah lakukan.” Kata Mrs. Sooyoung.
“Baiklah
kalau begitu, mari kita sambut putra-putri kebanggaan Kirin Art School
membawakan drama musical yang berjudul ‘Princess Katerinna and the Witches’.”
Lanjutnya.
Sorak
sorai penonton menggema digedung yang dapat menampung lebih dari seribu orang
ini. Sepanjang drama berlangsung penonton tampak tenang saat adegan yang
menegangkan, tertawa saat si penyihir kembar menari shuffle bahkan terharu saat
Rolland bangun dari sihir setelah dicium oleh Katerinna.
Kami
semua berhasil, tidak ada kesalahan nada, dialog maupun gerakan, bahkan Jessica
pun sempurna dalam memainkan peran barunya. Kami diberi banyak tepuk tangan.
Setelah selesai kami semua berderet di panggung untuk membungkuk memberi
hormat. Dan ketika kami semua bangun dari ‘bow’ yang kami lakukan. Di bangku
paling atas, disudut sebelah kiri Tiffany tampak menonton, ia menutupi wajahnya
dengan topeng putih. Dengan mata yang banjir oleh air mata. Ia bertepuk tangan
lantas pergi dengan dikawal dua orang polisi.
Yang
aku tau ia masih dalam masa penyelidikan, dan jika terbukti kalau ia bersalah
maka ia akan dipenjara selama 30 tahun karena terror yang ia lakukan sehingga
membuat Soyu meninggal serta percobaan pembunuhan yang direncanakannya terhadap
diriku dan Sandara. Jujur aku tidak tega dengan ini semua, aku merasa kasihan
dengannya. Tapi hukum harus ditegakan, dan ini juga sebagai pelajaran bahwa
siapa yang menabur angin, ia yang menuai badai.
“Yeeee…
Kita berhasil tanpa cacat, tadi kalian liat gak Paris Hilton bahkan standing
applause untuk kita. Sumpah sesuatu banget malam ini.” Kata Soyeon bersemangat
ketika kami berada sudah berada di backstage.
“Iyaaa…
Dan tadi Sungmin sama Siwon Super Junior juga heboh banget tepuk tangannya.”
Tambah Luna tidak kalah bersemangatnya.
“Yuuhuu…
Misi pasangan baru mau lewat.” Mendadak Taeyang datang menggandeng Sandara
dengan mesra.
“Kamu??
Sama Sandara??” Tanya Hyorin. Sandara hanya mengangguk tanda mengiyakan.
“Whaaaaa…
Selamaaaatttt… Akhirnya kau mendapatkan yang terbaik juga…” Kata Jiyeon tidak kalah
heboh.
Ternyata
setelah turun panggung Taeyang langsung menarik Sandara dan menyatakan cintanya
yang langsung dijawab iya oleh Sandara. Hmm… Memikirkan hal itu, aku jadi iri,
apa mungkin Wooyoung juga akan menyatakan perasaannya padaku? Ah, jangan
terlalu berharap.
“Kamu
iri ya?” Tanya Luna menebak isi hatiku.
“Enggak
kok!” Bantahku.
“Jangan
bohong, entar hidungnya tambah panjang lho…” Ledek Soyeon.
“By
the way Wooyoung kemana ya? Sejak turun dari panggung ia sudah tidak terlihat
lagi.” Kata-kata Fei menyadarkanku, memang sejak tadi aku tidak melihat
Wooyoung.
“Taeyeon…
Maukah kau jadi pacarku?” Teriak seseorang.
Aku
menoleh mencari sumber suara itu dan yang aku dapati sumber suara itu berasal
dari seorang laki-laki, ia adalah Wooyoung, datang dari pintu keluar membawa
seikat bunga mawar merah yang cantik. Aku tidak percaya ia akhirnya menyatakan
perasaannya padaku, sungguh aku sangat kaget dan tidak bisa berkata apa-apa.
“Maukah
kau menjadi pacarku?” Ulangnya karena merasa tidak mendapat jawaban dariku.
Namun aku tetap diam, tidak bisa berkata-kata.
“Terima…
Terima… Terima…” Kata Teman-teman yang lain sambil bertepuk tangan. Lalu
Wooyoung mendekatiku. Aku gugup, namun aku memantapkan hatiku untuk mengatakan…
“Maaf,
aku enggak bisa…” Kataku. Mereka semua tampak kecewa terlebih Wooyoung. “Enggak
bisa menolakmu untuk masuk kehidupku…” Lanjutku yang disambut tepuk tangan yang
meriah.
“Terima
kasih, aku akan menjagamu dan menjadikanmu satu-satunya dalam hidupku.” Katanya
sambil memelukku erat.
“Aku
percaya,” Kataku, lalu mulai melonggarkan pelukannya.
Semua
yang berada di ruangan ini seakan ikut merayakan hari jadi kami ini, tak
terkecuali Sandara juga teman-temannya dan teman-teman Tiffany. Aku pun
berharap semoga disana Tiffany juga ikut senang dengan hari jadi kami ini.
Semoga…
***
~ Author Point of View ~
Disuatu
tempat yang lain…
Seorang
gadis berambut merah merenungi nasibnya. Ia sedih, depresi dan frustasi. Ia
dendam, ia marah tapi ia juga menyesal, menyesal karena gagal, ia mulai
menangis namun air matanya tidak keluar setetespun. Ia berjanji pada dirinya
sendiri untuk menuntut pembalasan dendam dan merebut apa yang tidak pernah ia
miliki; Jang Wooyoung. Gadis itu tidak lain adalah Tiffany Hwang. Ia menunggu
masanya untuk membalas kekalahannya kepada gadis yang bernama Kim Taeyeon.
Dalam
keheningan dibalik jeruji ia berbicara sendiri. Namun kata-kata itu
ditujukannya pada dua insan yang tidak berdosa yang berada jauh dari tempatnya
berada sekarang. Ia berkata;
“Tunggu
aku Taeyeon kau akan menerima balasannya… Tunggu aku Wooyoung kau akan segera
menjadi milikku… Hahahahahahahaaaa…”
~-
The__End -~
-to be
continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar