Princess Katerinna and the
Witches
A. Main Cast :
1. Kim Taeyeon (Girls’ Generation)
2. Jang Wooyoung (2PM)
3. Tiffany Hwang (Girls’ Generation)
4. Sandara Park (2NE1)
B. Cameo :
1. Luna Park (f(x))
2. Park Soyeon (T-ara)
3. Jessica Jung (Girls’ Generation)
4. Seo Juhyun/Seohyun (Girls’ Generation)
5. Kim Hyorin (Sistar)
6. Park Jiyeon (T-ara)
7. Kim Hyoyeon (Girls’ Generation)
8. Choi Sooyoung (Girls’Generation)
9. Kim Jonghyun (SHINee)
10. Cho Kyuhyun (Super Junior)
11. Im Yoona (Girls’ Generation)
12. Kwon Yuri (Girls’ Generation)
13. Sunny Lee (Girls’ Generation)
14. Wang Fei Fei (Miss A)
15. Dong Taeyang (Big Bang)
C. Author :
-- Admin Hyorengihyo --
D. Genre :
-- Fiksi --
~
Kim Taeyeon Point of View ~
“Mama
serius? Tidak bisakah aku pindah ke sekolah yang lebih normal sedikit? Sekolah
manapun, asal jangan sekolah musik,”
“Lah,
kamu bilang katanya kamu suka bernyanyi dan menari? Dan kalau mama lihat,
bakatmu itu diatas rata-rata Taeyeon. Sudahlah ini saatnya untuk kamu
menunjukkan bakatmu pada dunia.” Kata mama bersemangat.
Pada
dunia apanya? Bernyanyi dan menari? Aku hanya dapat melakukannya dengan baik
didepan mama, selain didepan mama aku pasti sudah mati gaya duluan sebelum
bernyanyi.
“Mau
yaa? Percayalah, mama tau apa yang terbaik untuk kamu honey?” Bujuk mama dengan
nada suara sedih.
Hening
sesaat.
“Baiklah…”
Akhirnya aku pasrah karena aku sudah tau tabiat mama yang keras kepala,
walaupun aku menolak pasti ia tetap ingin memasukkanku kesana dengan cara
apapun.
***
Yuppzz…
Disinilah aku sekarang di Kirin Art School, murid baru dengan bad looking;
kacamata tebal, rambut keriting mengembang, gigi kawat. Benar-benar menunjukan
bahwa aku adalah orang yang amat sangat suram.
“Hah?
Siapa itu?” Kata seorang gadis cantik yang duduk dibangku belakang dan
mengarahkan pandangannya kearahku.
“Oh
my God, disaster.” Kata temannya yang tidak kalah cantik.
“Aku
gak tahan lagi guys, aku mau cari udara segar dulu.” Kata anggota yang lain.
“Tiffany,
Jessica dan Seohyun memang selalu begitu, jangan dimasukin ke hati yaa…” Sebuah
suara mengagetkanku.
Aku
menggeleng.
“Aku
sudah biasa diperlakukan seperti ini, jadi gak masalah kok.” Jawabku ceria.
“Waw,
hebat juga kamu, siapa namamu? Aku Soyeon dan ini Luna.” Katanya ramah.
“Oh,
aku Taeyeon… Salam kenal.”
Luna
dan Soyeon menjelaskan tentang tiga gadis dikelas tadi. Mereka adalah salah
satu kelompok primadona di sekolah ini, yang pertama adalah Seohyun, ia gadis
yang cantik, tinggi dengan kulit putih susu dan rambut cokelat keriting. Lalu
ada Jessica, ia merupakan keturunan Amerika-Korea, cantik, menurutku lebih
cantik dari Seohyun, dengan rambut pirang bergelombang, pantas kalau ia disebut
sebagai primadona. Terakhir yang paling cantik adalah Tiffany, sama dengan
Jessica ia juga merupakan blasteran Amerika-Korea, wajahnya seperti Barbie,
kakinya indah dengan rambut merah panjang dan lurusnya menambah daya pikatnya
sebagai ketua ‘gang’ (gerombolan).
“Selamat
pagi anak-anak,”
Ternyata
tanpa kami sadari karena terlalu asik berbincang, sang guru vocal yang aku
ketahui bernama Mrs. Boa memasuki kelas kami.
“Lho
Mrs.? Ini kan bukan pelajaran vocal? Bukannya sekarang jam pelajaran bahasa
Inggris ya?” Kata Soyeon yang baru aku sadari kalau dia adalah ketua kelas di
kelas ini.
“Iya Soyeon, Mrs. tau, Mrs. hanya ingin memberi tau
bahwa besok akan diadakan audisi untuk memainkan drama musical ‘Princess
Katerinna and the Witches’ yang juga merupakan rangkaian acara dari malam amal
terbesar yang diadakan di Korea. Harap semua siswa dan siswi ikut
berpartisipasi.”
“Jam
berapa Mrs.?” Tanya Luna.
“Besok
tidak ada kegiatan belajar mengajar, maka audisi akan dimulai ketika mata
pelajaran pertama dimulai. Jam 7 tepatnya.”
“Dimana
Mrs.?” Kali ini si cantik Seohyun yang berbicara.
“Di
aula sekolah Seohyun.”
“Ada
syaratnya gak Mrs.?” Tanya Jessica.
“Misalnya
anak yang suram gak boleh ikut audisi gitu??” sambung Tiffany sambil melihat
kearahku yang langsung disambut tawa oleh murid sekelas.
“Diam…
Diam… Semua, tidak ada syarat khusus, yang penting ia murid Kirin tahun kedua.
Sudah jelas Tiffany?” Bentak Mrs. Boa. Si cantik Tiffany hanya diam dan
mengangguk kecil.
“Baiklah
kalau tidak ada pertanyaan lagi, Mrs. pamit, Mr. Shindong sudah siap untuk
mengajar. Terima kasih, selamat pagi.”
“Pagiii
Mrs.…” Jawab kami serentak.
“Good
morning everyone. How are you? Must be good right?” Sapa Mr. Shindong ramah.
“Mooorniiing,
good absolutely sir, and yoouu??” Jawab kami kompak.
“Same
with you guys…” Jawabnya ceria, “Oh, hai? We have a new member here I think.
What’s your name lovely?”
“I’m
Taeyeon sir.”
“Yea,
such a beautiful name.”
“Her
name was, but her face was’nt I think.” Kali ini Jessica yang mengatakan hal
itu.
“Agree.”
Seohyun dan Tiffany berteriak hampir berbarengan. Dan seisi kelas pun kembali
riuh dengan tawa seluruh siswa.
“Jessica,
Seohyun, Tiffany, behave!” bentak Mr. Shindong.
“Okey…”
Jawab mereka bertiga dengan nada mengejek.
***
“Hai…
Taeyeon. Nanti aku dan Soyeon mau latihan untuk audisi besok di lapangan
belakang, mau ikut gak?” Kata Luna yang tiba-tiba datang menghampiriku setelah
bel tanda pulang berbunyi.
“Aku
mau Lun, tapi mama ku pasti panik kalo aku gak pulang tepat waktu.”
“Kamu
gak bisa izin?” Desak Soyeon.
“Gak
mungkin mau, mama ku tipe yang keras kepala,”
“Yaah,
padahal kami ingin latihan bareng kamu Taeyeon.” Kata Luna sedih dan diikuti
anggukan kepala Soyeon.
“Hmm…
Gimana kalo kalian latihannya di rumahku? Rumahku dekat dari sini kok. Yaaa…
Itupun kalo kalian mau,”
“Gimana
So?” Tanya Luna pada Soyeon.
“Terserah
kamu Lun. Aku mah fine fine aja.”
“Yaudah
kami mau.” Kata Luna.
Dan
setelah kami membereskan buku, lalu memasukannya ke dalam tas, kami bertiga pun
pergi ke rumahku yang terletak di ujung blok. Karena memang jaraknya dekat jadi
kami berjalan kaki. Di tengah jalan kami menyaksikan kejadian yang membuatku
terkejut. Di sisi lain jalan yang berseberangan dari tempat kami berjalan, di
depan sebuah café, kami melihat sebuah mobil terparkir, tapi bukan mobilnya
yang menarik perhatian kami, tapi orang yang berada di depan mobil itu, sosok seorang
gadis yang sangat tidak asing lagi bagiku, gadis itu adalah… Tiffany. Dia
terlihat sedang bertengkar hebat dengan seorang laki-laki dan kalau dilihat
dari seragam yang ia pakai sepertinya ia juga bersekolah di tempat yang sama
dengan aku dan Tiffany, di Kirin.
Mereka
saling berteriak satu sama lain, Tiffany beberapa kali menggenggam tangan
laki-laki itu, tapi selalu dilepaskan oleh si laki-laki. Tiffany mulai
menangis, dan laki-laki itu menuju mobilnya dan mengendarainya meninggalkan
Tiffany dan membiarkan air matanya menetes. Dan tanpa sadar ternyata Tiffany
menangkap keberadaan kami, ia menatap kami dengan tajam dan marah, kami dengan
sigap langsung mengambil langkah seribu (read: lari) dan meninggalkannya.
Sesampainya
di rumah, Luna dan Soyeon menceritakan yang terjadi.
“Jadi
laki-laki itu adalah Wooyoung, kekasihnya Tiffany.” Kata Soyeon memulai cerita.
“Mereka
jadian sejak setahun yang lalu sejak kita masih menjadi murid Kirin tahun
pertama, pasangan yang sempurna. Perempuan paling populer di Kirin berpacaran
dengan laki-laki yang sama populernya dengannya.” Lanjut Luna.
“Wooyoung
adalah murid di kelas Vocal 1, kelas unggulan di sekolah kita. Dia jago
olahraga, pintar matematika, dance-nya juga diatas rata-rata, selain itu ia
tampan serta baik.” Jelas Luna.
“Lalu,
kira-kira kenapa mereka bertengkar?” Selidikku.
“Entahlah,
aku tidak terlalu update dengan gossip. Tapi mungkin Soyeon dapat membantu.” Kata Luna.
“Baiklah
aku akan jelaskan kronologinya…” Mendadak Soyeon berbicara seakan ia tau
segalanya.
“Jadi
gini… Dulu ada dua gadis paling populer di sekolah kita yang menyukai Wooyoung,
Tiffany dari kelas Vocal 2, kelas kita sendiri dan Sandara Park dari kelas
Vocal 1, ia teman sekelas Wooyoung. Mereka bersaing sangat ketat dalam hal
mendapatkan hati Wooyoung, bahkan bukan hanya mereka yang bersaing, tapi
teman-teman mereka Jessica dan Seohyun dari pihak Tiffany, serta Hyorin dan
Jiyeon dari pihak Sandara juga ikut bersaing demi membantu ketua mereka
masing-masing.
“Tapi
diantara mereka berdua, Sandara jauh lebih agresif dibanding Tiffany, bahkan ia
sempat mengancam akan bunuh diri jika Wooyoung tidak mau membalas sms-nya. Dan
sepertinya Wooyoung mulai geram dengan mereka berdua, terlebih Sandara, jadi ia
menyusun siasat, ia akan berpura-pura mengadakan kontes untuk memilih satu dari
mereka untuk menjadi pacarnya, dan ketika ia sudah memilih salah satu dari
mereka berdua, maka yang lain harus mengaku kalah dan menjauhinya.
“Kontes
tersebut sebenarnya hanya untuk menyingkirkan Sandara dan segala perilakunya
yang mengganggu ketenangan hidupannya. Dan ternyata kontes tersebut merupakan
kontes menyanyi. Secara kualitas sebenarnya kualitas teknik vokal Tiffany yang
notabene merupakan murid kelas Vocal 2 pasti masih dibawah Sandara yang
merupakan murid kelas Vocal 1.
“Dan
benar saja, Tiffany melakukan kesalahan dalam beberapa nada, walaupun dapat ia
tutupi dengan penampilan panggungnya yang sempurna. Sedangkan Sandara, ia tidak
melakukan kesalahan dalam nada, suaranya stabil dan cemerlang, namun saat reff
ke dua ia salah lirik, hal itu membuatnya sedikit tidak fokus serta mengacaukan
penampilannya.
“Dan
juri-juripun yang terdiri dari Jonghyun serta Kyuhyun memilih Tiffany sebagai
pemenangnya sesuai dengan rencana semula. Dan semenjak itu, Sandara bersikap
sportif dan mulai menjauhi Wooyoung.
“Setelah
itu Wooyoung mendengar berita bahwa Sandara telah berpacaran dengan Taeyang
murid kelas Vocal 3. Wooyoung merasa dirinya telah aman, makanya ia memilih
untuk memutuskan hubungannya dengan Tiffany, dan kini ia akan merasa
benar-benar bebas dari dua penyihir cantik yang menggangu hidupnya.” Jelas
Soyeon panjang lebar.
“Bagus
lah, jadi sekarang Wooyoung jomblo?” Tanyaku polos.
“Kenapa
kamu mau Tae?” Goda Luna.
“Ahh,
enggak kok, aku kan cuma...” Kataku gugup, dan aku rasakan mukaku memanas.
“Tuh
kan mukanya merah… Hahaha…” Ejek Luna.
“Tapi
sebenarnya tindakan Wooyoung itu salah. Sebenarnya Sandara berpacaran dengan
Taeyang hanya sebagai umpan. Umpan, karena ia tau, bahwa Wooyoung akan
memutuskan Tiffany jika Wooyoung mengetahui bahwa dirinya sudah memiliki
kekasih.
“Aku
yakin, besok akan ada kejadian yang menggemparkan. Wooyoung putus dengan
Tiffany, lalu Sandara putus dengan Taeyang, lalu seperti kejadian dimasa lalu,
Tiffany dan Sandara akan kembali bersaing.”
“Waw…
Soyeon, kamu benar-benar queen of gossip.” Sanjungku.
“Tidak
diragukan lagi.” Tambah Luna.
“Terima
kasih… Terima kasih… Hahaha…” Katanya bangga.
“Jadi
gimana nih latihannya?” Pertanyaan Luna mengingatkanku pada tujuan awal mereka
datang kerumahku.
“Oh
iyaaa… Ayo kita mulai.” Kata Soyeon.
Tiba-tiba…
“Taeyeooonnn…”
Suara mama menggema sampai ke kamarku yang berada di lantai dua.
“Iyaaa
maaa… Tunggu dulu.” Kataku. “Tunggu sebentar yaa… Gak akan lama.” Kataku pada
kedua sahabat baruku, dan mereka hanya mengangguk.
“Ada
apa ma?”
“Kamu
bawa teman ya? Tumben. Udah dihidangkan makanan belum?”
“Oh
iya lupa.”
“Yaudah
biar mama aja yang bawain, sekalian mama mau kenalan sama teman-teman kamu. Kan
jarang-jarang kamu bawa teman ke rumah.” Kata mama bersemangat.
“Hehe,
yaudah terserah mama aja.” Akupun langsung bergegas kembali ke kamarku.
“Ayo
lanjutin…”
“Ayo,
siapa yang mau duluan nyanyi?” Kata Luna.
“Aku
aja,” Kata Soyeon.
Soyeon
pun mulai menyanyikan lagu ballad yang berjudul ‘If’ (lagunya Taeyeon) milik
seorang penyanyi legendaris. Suara Soyeon indah, matang dan berkharisma.
Penjiwaannya juga bagus, harusnya ia masuk kelas Vocal 1, bahasa tubuhnya
benar-benar menyiratkan seakan-seakan ia benar-benar mengalami apa yang
tertulis di lirik itu. Aku jadi merinding melihatnya. Bahkan Luna meneteskan
air mata.
“Woow…
Bagus banget Soyeon…” Kami berdua bertepuk tangan.
“Terima
kasih, yaudah sekarang giliran kamu Lun.”
“Okey.”
Luna
menyanyikan lagu upbeat yang berjudul ‘Your Doll’ (lagunya Sunny) yang juga
merupakan lagu milik penyanyi ternama Korea. Karakter suara Luna juga indah,
kuat, serta manis, dan cocok untuk lagunya yang bernada ceria. Ia bernyanyi
sambil melakukan beberapa gerakan dance, dan hebatnya suaranya tetap stabil.
Aku terpana dengan kemampuan entertainingnya yang baik, ia bagaikan penyanyi
yang sudah profesional.
“Lun,
So, aku bingung, padahal suara kalian matang, indah, dan sempurna, namun kenapa
kalian masuk kelas Vocal 2?” Tanyaku polos.
“Itu
masih lebih bagus Tae, kami bisa masuk kelas Vocal 2, sebelumnya bahkan kami
ingin dimasukan ke kelas Vocal 3.” Kata Luna dengan nada sedih.
“Lah?
Memangnya kenapa? Kok bisa begitu?”
“Karena
penampilan fisik kami Tae, aku dan Soyeon tidak terlalu tinggi, tidak terlalu
cantik pula, dan kalau tidak karena rekomendasi Ms. Hyoyeon, mungkin kami akan
masuk kelas Vocal 3.”
“Ms.
Hyoyeon?” Tanyaku yang tidak tau siapa itu Ms. Hyoyeon.
“Iya,
dia adalah guru dance di sekolah kita, jadi saat itu ia bilang bahwa ia melihat
potensi yang ada di diri kami, makanya ia merekomendasikan kami ke kelas Vocal
1, namun di tolak, lalu akhirnya ia merekomendasikan kami ke kelas Vocal 2, dan
untunglah kami diterima.” Kata Soyeon.
“Lalu,
bagaimana caramu bisa masuk di kelas Vocal 2?” Selidik Luna.
“Entahlah,
mendadak ketika aku sampai sekolah, mama dan kepala sekolah, Mrs. Sooyoung
menyuruhku ke kelas Vocal 2.” Jelasku.
“Wow
kamu beruntung banget, lalu gimana audisi masuknya saat itu? Kamu menyanyikan
lagu apa?” Tanya Soyeon.
“Aku
tidak audisi, entahlah, aku tidak mengerti, namun sepertinya ada campur tangan
dari mama ku.”
Mendadak
ada yang mengetuk pintu, dan aku yakin itu pasti mama.
“Taeyeon,
ini mama, buka nak pintunya.”
“Iya
ma.”
“Hai,
kalian teman-temannya Taeyeon ya? Wah cantik-cantik yaa…”
“Makasih
tante, hahaha… Tante juga cantik kok.” Kata Soyeon salah tingkah.
“Oh
iya ma, kenalin, ini Luna dan Soyeon.” Kataku mengenalkan Luna dan Soyeon
kepada mama.
“Kalian
jaga baik-baik Taeyeon ya, memang anaknya sedikit manja...”
“Maa…”
Kata-kata mama terpotong olehku.
“Sip
tante, dengan senang hati kami jaga…” Kata Luna.
“Oh
iya, kalian lagi ngapain?”
“Kami
lagi latihan untuk audisi drama musical yang diadain pihak sekolah besok.”
Jelasku.
“Mama
boleh ikut melihat?”
“Enggak!”
Jawabku cepat.
“Tante
boleh ikut gak Soyeon? Luna?”
“Boleh
dong tante, boleh banget.” Jawab mereka berdua bersamaan.
“Dua
lawan satu, kamu kalah, dan berdasarkan voting mama tetap disini, ayo sekarang
giliran siapa nyanyi?”
“Kebetulan
gilirannya Taeyeon tante.”
“Waah,
pas banget dong, ayo Taenggu, mama menunggu.” Aku melihat Luna dan Soyeon
tertawa kecil ketika mama memanggilku ‘Taenggu’.
“Tapi
maa… Aku tidak bisa.”
“Kenapa
Taeng?” Tanya Luna.
“Aku…
Malu…”
“Hah?
Serius kamu? Kalau kamu pemalu kenapa kamu masuk Kirin?” Tanya Soyeon terkejut.
“Aku
dipaksa…”
“Mama
tau apa yang terbaik untukmu, percayalah kamu…” Kata-kata mama terpotong. “Ahh
sudahlah, sekarang ayo, kamu bernyanyi, untuk hari ini didepan tiga orang,
selanjutnya lima orang, lalu sepuluh, dua puluh, seratus, dua ratus, dan lalu
seribu orang.” Lanjutnya
Mendengar
mama mengatakan hal itu perutku langsung mual dibuatnya. Tapi aku kuatkan
hatiku. Kali ini aku akan bernyanyi lagu ballad yang berjudul ‘Because It’s
You’ (lagunya Tiffany), lagu dari seorang diva Korea. Nada demi nada aku
lantunkan, lirik demi lirik aku ucapkan, dan ketika aku selesai…
“Suaramu,
Taeyeon… Amazing… Nada rendahnya sempurna, nada tingginya perfect,” Puji Luna.
“Kalau
Mrs. Boa mendengarnya pasti ia akan menangis terharu karena kejernihan suaramu,
dan pasti ia akan memindahkanmu ke kelas Vocal 1…” Kali ini Soyeon yang memuji.
“Bahkan
suaramu melebihi Fei, juara di kelas Vocal 3, Jessica, juara di kelas Vocal 2
bahkan Hyorin, yang merupakan juara di kelas Vocal 1, yang memiliki vokal
terbaik di Kirin.”
“Cukup,
itu terlalu berlebihan… Aku tau Fei, Jessica terlebih Hyorin, mereka memiliki
teknik vokal yang lebih melampaui kualitasku.”
“Aku
tetap bersikukuh bahwa kau lah yang terbaik.” Kata Luna.
“Aku
jadi tidak sabar untuk audisi besok, aku ingin melihat mereka semua terpana
karena potensi si gadis kelas Vocal 2,” Kata Soyeon bersemangat.
“Kalian
anak-anak yang baik, tante berterima kasih karena kalian mau menjadi teman
Taeyeon.” Kata-kata mama membuatku terharu.
“Tapi
tante, aku yakin salah satu kualifikasi agar lolos audisi, selain suara pasti
penampilan, jadi kalau boleh tante, kita mau sedikit merubah penampilan
Taeyeon… Kalau boleh.” Bujuk Soyeon.
“Tentu
boleh So.” Kata mama memberikan izin. “Yaudah kalau begitu tante keluar dulu
yaa… Have fun.”
“Oke
tante.” Kata mereka berdua hampir bersamaan.
“Kita
mulai dari mana nih So?”
“Tunggu…
Kalian yakin dengan semua ini?” Tanyaku bimbang atas rencana mereka.
“Sangat!”
Jawab Soyeon.
“Rambut!
Kamu punya alat pelurus rambut?”
“Punya,
ada di laci, itu hadiah dari mama, tapi aku tidak pernah memakainya karena aku merasa
tidak terlalu membutuhkannya.”
“Bagus…”
“Lepaskan
gigi kawatmu…” Perintah Luna. “Lepas juga kacamatamu dan pakai ini, soft lens
milikku.” Lanjutnya.
“Aha…
Untung aku baru saja membeli ini, pewarna rambut alami yang instant dan
permanen, dimana kamar mandinya?”
“Itu…”
Kataku menunjuk pintu diselah lemariku.
“Ayo
Tae ikut aku…”
15
menit kemudian…
“Waw
aku rasa warna orange warna yang cocok untukmu.” Puji Luna. “Sekarang kamu
ganti baju dan pakai yang ini, lebih trendy dibanding bajumu yang lain.”
“Baiklah…”
Kataku, dan setelah selesai. “Lalu apa lagi?” Tanyaku tak sabar.
“Ini,
pakai anting ini,”
“Juga
gelang ini,”
“Kalung
ini,”
“Serta
jepit rambut… Perfect.”
“Sekarang
lihat dirimu didepan cermin, dan rasakan perbedaannya.”
“Oh
My Lord… Waw… I feel… Different, thanks guys, thank you… You did it, yea, you
did…”
“You’re
welcome friend…” Jawab mereka.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar