-Minggu
kedua-
2
hari pertama adalah latihan fisik sebelum kami mulai masuk latihan menari dan
koreografi, kami dibimbing oleh Mrs. Kwon Yuri. Dia guru yang terbilang ramah,
cantik, tinggi, dan manis. Tapi dari semua itu yang paling menarik perhatianku
juga teman-temanku yang lain adalah tubuhnya. Lingkar pinggangnya kecil dan
membuat dia tampak lebih ‘seksi’ dibanding guru-guru yang lain.
“Sore
semuanya… Untuk hari ini dan besok, kita akan mulai latihan fisik. Kita akan
berlari, melompat, berenang, senam, yoga, selain itu saya juga akan mengatur
pola makan kalian, makanan apa saja yang harus, boleh dan tidak boleh kalian
makan. Jadi bersiap-siaplah.”
Latihan
hari ini dimulai dengan pemanasan lalu berlari mengitari aula sebanyak 15
menit, dilanjutkan dengan senam selama sejam dan yoga. Cukup menyenangkan
latihan bersama Mrs. Yuri ia cukup sabar dalam menghadapi kemanjaan kami.
Pada
suatu ketika kakiku tidak sengaja menginjak kaki Seohyun. Kontan saja Seohyun
langsung menjerit sambil merutuki perbuatanku. Lalu dengan sabar Mrs. Yuri
datang dan memberi perhatian, ia tidak memarahiku atas kecerobohanku, ia hanya
meminta agar aku tidak mengulanginya dan harus lebih berhati-hati lagi.
Selanjutnya ia memberikan pertolongan pertama pada luka Seohyun yang tidak
begitu parah.
Dihari
kedua kami kembali latihan fisik, kali ini kami berenang, dan melatih kamampuan
menahan napas kami didalam air. Yang memegang rekor terlama adalah Hyorin
dengan waktu 4 menit, sedangkan dengan waktu tercepat hanya 2 menit adalah
Jiyeon. Sedangkan aku sendiri hanya mampu 3 menit lebih sedikit.
“Sayuran…
Makanlah sayuran setiap hari, itu harus menjadi makanan utama kalian setiap
hari. Setelahnya makanlah buah, jangan lupa untuk banyak meminum air putih,
jus, sari buah, susu segar. Hindari makanan yang berminyak karena akan merusak
suara kalian, jangan pula meminum minuman yang dingin. Ingat jaga kondisi suara
kalian serta kesehatan kalian. Oh iya istirahatlah yang cukup.” Begitulah kata
Mrs. Yuri sebelum menutup sesi latihan kali ini.
***
Hari-hari
selanjutnya diminggu ini adalah latihan menari, kami dibimbing oleh Ms. Kim Hyoyeon,
salah satu dari 2 guru di Kirin yang belum menikah. Ia merupakan sosok yang
cantik, dengan rambut lurus, pirang dan panjang serta senyuman yang unik
membuat dia terlihat memiliki kecantikan yang berbeda dibanding guru-guru
wanita lain.
Ia
merupakan guru dance kelas Vocal 1, kualitasnya sudah tidak perlu diragukan
lagi. Semasa sekolahnya ia habiskan di sekolah-sekolah tari yang terkenal di
Korea, maka tidak heran kalau ia bisa hampir semua jenis tarian. Mulai dari
hip-hop, ballet, sampai tarian-tarian latin. Aku jadi tertarik untuk diajar
olehnya, sayangnya ia merupakan guru yang keras dalam mengajar jadi aku agak
tegang jika harus berhadapan dengannya.
“Untuk
Taeyeon dan Wooyoung, kalian akan berdansa selama 30 detik. Selanjutnya ada adegan
Taeyeon dan ketiga peri penjaga yang menari ballet bersama, dan untuk para penyihir
serta keempat peri hitam akan menari hip-hop, shuffle, waving dan popping.”
Katanya menjelaskan jenis tarian apa yang akan kami tarikan saat pentas. “Jujur
aku agak tertarik dengan yang terakhir.” Katanya sambil melihat si penyihir
kembar dengan keempat dayang-dayangnya.
“Dimulai
dengan ballet yang dilakukan Taeyeon dengan ketiga peri. Taeyeon, Soyeon, Luna,
Fei kalian silakan maju.” Lalu kami berempatpun maju dengan ragu-ragu.
“Silakan
kalian mulai menari ballet, aku ingin lihat kemampuan kalian.” Lanjut Ms.
Hyoyeon.
Kami
berempat mulai menari dan yang terjadi adalah kekacauan. Sikut kami saling
bersentuhan, kaki kami saling menginjak satu sama lain bahkan Fei dan Luna saling
bertabrakan hingga terjatuh. Teman-teman yang lainpun mulai tertawa.
“Kacau!!!
Parah!!! Apa dikelas Vocal 2 dan 3 kalian tidak pernah diajari menari ballet
oleh Mrs. Min??” Katanya dengan nada tinggi. Kamipun hanya diam termasuk
teman-teman kami yang tadi tertawa, mereka mendadak diam.
“Kalian,
tunjukkan pada mereka tarian ballet yang aku ajarkan.” Katanya sambil menunjuk
ketiga muridnya dari kelas Vocal 1.
Jujur
saja mereka menari dengan sangat baik, walaupun gerakan mereka berbeda satu
sama lain, namun tetap terlihat harmonis dan cantik. Aku jadi malu, Mrs. Min
memang selalu mengajarkan pada kami, para perempuan, cara menari ballet, namun
entah mengapa selalu sulit untuk kami melakukannya. Dan di kelasku pun hanya
Seohyun yang dapat menari ballet dengan sempurna, selebihnya?? Jangan ditanya.
“See??
Itulah yang namanya seni menari ballet, tidak seperti kalian.” Katanya tegas.
Namun
dibalik kekejamannya ia masih menyimpan hati nurani, buktinya ia masih mau
untuk mengajarkan kami menari ballet dengan baik dan benar dari awal posisi
yang harus diambil oleh seorang ballerina sampai cara membungkuk yang baik
untuk menghargai tepuk tangan penonton.
Dan
hasilnyapun dalam waktu satu jam, aku dan ketiga temanku dapat menari ballet
bagian kami dengan lebih baik dari sebelumnya. Bayangkan kami dapat menari
ballet dengan benar dalam waktu kurang dari sejam oleh Ms. Hyoyeon bandingkan
dengan Mrs. Min yang mengajarkan ballet pada ketiga temanku dari tahun pertama
di Kirin, sangat berbeda jauh hasilnya. Itulah kehebatan dan kualitas Ms.
Hyoyeon yang patut diacungi jempol. Aku jadi kagum.
Selanjutnya
dansa antara putri dan pangeran sebanyak dua kali, diawal dan diakhir cerita
dapat aku selesaikan dengan cepat, karena melakukan dansa ala kerajaan jauh
lebih mudah bagiku. Tidak membutuhkan waktu lama, hanya setengah jam aku sudah
dapat menguasainya.
Terakhir
giliran keenam gadis cantik itu. Si kembar harus menari shuffle ketika berhasil
merebut kerajaan dari tangan sang putri. Lalu menari hip-hop ketika berhasil
menghalangi putri dengan troll peliharaannya serta popping dan waving dengan
keempat peri hitam saat berhasil menjebak Rolland dan membuatnya benci kepada
putri.
Namun
sepertinya dance itu terlalu berat untuk mereka. Terutama untuk ketiga anak
kelas Vocal 2, mungkin mereka terbiasa untuk modern sexy dance, sehingga mereka
agak segan dalam menarikan jenis tarian ini, jenis tarian yang agak berbeda.
“Kenapa
kalian?! Aku yakin Mrs. Min juga pasti sudah memberikan materi ini kan?!”
Tanyanya pada Tiffany, Jessica dan Seohyun. Mereka hanya diam.
“Lalu
kenapa kalian masih tidak bisa?! Guru kalian yang tidak becus atau kalian yang
terlalu manja dan hanya mau menarikan sexy dance?! Hah?! Jawab!!” sepertinya
Ms. Hyoyeon benar-benar kehilangan kesabarannya.
“Sekarang
mau kalian apa?! Apa kalian mau keluar dari drama musical ini?! Gampang… Saya
hanya perlu mencoret nama kalian, lalu meminta izin Mrs. Sooyoung untuk
mengadakan audisi ulang untuk menggantikan kalian!! Kalian mau?!” Mereka
bertigapun menggeleng dengan lemas.
“Kalau
kalian mau bekerja sama dan menuruti intruksiku, pasti kalian akan bisa dan
terbiasa dengan tarian ini, ini akan sangat menyenangkan bagi kalian.” Katanya
dengan nada yang jauh lebih lembut. Mereka bertigapun seakan kembali
bersemangat dan mulai mencoba melakukannya.
“Ayo
Tiffany hentakan kakimu dengan lebih bersemangat. Seohyun tanganmu kurang
tinggi, angkat lagi. Jiyeon lekukanlah tanganmu lebih patah-patah, seperti ini.
Bagus semua ayo teruskan kerja bagus kalian…” Teriak Ms. Hyoyeon bersemangat.
Satu
lagi pembuktian kehebatannya. Dia dapat meluluhkan keegoisan Tiffany dan
membuatnya jatuh cinta dengan dunia hip-hop dance dalam waktu yang terbilang
singkat. Dan waktu latihan hari inipun berakhir dan akan dilanjutkan esok hari.
***
Hari
berikutnya selain kami melakukan pemantapan dance kami, kami juga melakukan
koreaografi saat adegan aku dan Rolland melawan dua perampok. Disana kami
memasukan sedikit gerakan kungfu dan Taekwondo yang tentunya juga dibantu oleh
Ms. Hyoyeon. Selain itu kami juga diajarkan cara menggunakan pedang, dan dasar
cara menggunakan pedang adalah melalui olahraga anggar, oleh karena itu nanti
pertempuran antara kami dengan kedua bandit akan terasa sangat sengit.
Saat
melawan troll kami juga sedikit melakukan gerakan, seperti berputar mengelilinginya
dan mengikatnya dipohon. Satu hal yang baru aku ketahui dari Ms. Hyoyeon
mengenai dirinya. Diluar mungkin ia dapat terlihat dingin dan angkuh. Namun
jika kau tau isi hatinya yang sesungguhnya kau akan tau dirinya yang
sesungguhnya, dirinya yang hangat, ramah dan bersahabat.
Yang
aku tau sifat dinginnya selama ini disebabkan oleh kepergian calon suaminya
bertahun-tahun yang lalu, mungkin itu menjadi pukulan yang keras baginya
sehingga membuatnya menyembunyikan dirinya yang sesungguhnya dibalik topeng
dingin dan angkuh.
Tapi
jujur saja, aku sangat suka dengannya, ke-profesionalitasannya, ide-ide
cemerlangnya, inovasinya, dasa imajinatif dan kreatif, ia patut diacungi jempol
dan patut dijadikan acuan kami sebagai panutan untuk kami kedepannya. Dan
belajar dengannya sangatlah menyenangkan. Andai aku ada di kelas Vocal 1, dia
dan mata pelajarannya akan menjadi guru serta mata pelajaran favoritku.
Dan
aku berjanji sisa hari diminggu kedua ini akan aku gunakan sebaik-baiknya untuk
menyerap semua ilmu yang ia miliki, semua kepribadian yang ia punya, segala
sikap yang dimilikinya. Agar aku kelak dapat memiliki wibawa dan
profesionalitas yang sama baiknya dengannya.
***
Dihari
terakhir diminggu ini Ms. Hyoyeon mengajak kami menonton pertunjukan seni jalanan
atau yang biasa disebut ‘street art performances’ disekitar daerah Seoul, kami
pergi dengan tiga buah mobil, masing-masing mobil memiliki kapasitas 5 orang.
Di mobil Ms. Hyoyeon terdapat Ms. Hyoyeon, Luna, Jiyeon, Seohyun serta Kyuhyun.
Di
mobil Fei, selain dirinya juga terdapat Soyeon, Jessica, Hyorin serta Jonghyun.
Yuppss… Dan sisanya di mobil Wooyoung ada aku, kedua fans fanatic Wooyoung
serta fans setianya Sandara.
“Aku
yang duduk didepan.” Kata Sandara sambil menuju pintu mobil.
“Enak
aja, aku yang duduk didepan…” Tiffany tidak terima dan menghalangi jalan
Sandara.
“Aku…
Awas…”
“Enggak…
Aku…”
“Akkuuuu…”
“Akkkuuuuuu…”
Dan merekapun kembali mulai berteriak.
“Stoooppp…”
Wooyoung mencoba untuk melerai. “Biar Taeyeon yang duduk didepan.”
“Noooo!!!”
Kata mereka berbarengan seraya melihat aku dan Wooyoung secara bergantian
dengan tatapan yang mengandung seribu makna.
Akhirnya
setelah perdebatan panjang, diputuskanlah yang duduk didepan adalah Taeyang,
tampak ia agak sedikit kecewa, mungkin yang ia inginkan adalah duduk
bersebelahan dengan pujaan hatinya (read: Sandara).
Aku
duduk ditengah mereka berdua, sungguh posisi yang tidak menyenangkan, mereka
mencoba membuatku tidak nyaman, dan sejujurnya mereka berhasil membuatku tidak
nyaman selama diperjalanan yang memakan waktu 25 menitan itu.
Di
pusat kota Seoul memang selalu ada pertunjukan seni jalanan, entah dari
orang-orang Korea maupun orang dari negera lain yang sedang melakukan tradisi
backpacking. Pertunjukannya pun bermacam-macam, ada yang bermain musik,
bernyanyi, menari, manusia patung, bahkan sandiwara.
Setelah
mencari disetiap sudut akhirnya kami melihat sekelompok orang yang sedang
menari, mereka merupakan backpacker asal Amerika karena selain wajahnya yang
benar-benar seperti Yankee tidak jauh dari tempat mereka menari aku dapat
melihat tas-tas yang sangat besar. Mereka terdiri dari 3 orang, 2 orang
laki-laki dan seorang perempuan.
Mereka
menarikan tarian hip-hop dengan sedikit sentuhan modern dance. Tarian mereka
menarik, unik dan lucu, pasionnya pun juga berbeda serta sangat terasa
profesionalitasnya. Feelingku Ms. Hyoyeon akan menggukan tarian mereka untuk
memperkaya gerakan dance bagi si kedua penyihir. Dan tebakanku benar…
“Perhatikan
itu, aku akan menamabahkan gerakan itu pada tarian kalian.” kata Ms. Hyoyeon
pada mereka, Tiffany dan kawan-kawan.
Sayangnya
kami tidak menemukan pertunjukan sandiwara di jalan. Namun di ujung jalan, ada
3 orang manusia patung yang menarik perhatian Ms. Hyoyeon. Manusia patung yang
pertama merupakan seorang ksatria berpedang yang gagah berani yang sedang
mengarahkan pedangnya kepada manusia patung yang lain yang berbentuk seekor
burung elang raksasa.
Namun
ada yang aneh, dibelakang ksatria itu ada seorang putri cantik, ia duduk dengan
anggun, tampak tenang dengan tangan yang mengepal seperti sedang berdoa. Aku
heran, padahal ksatria itu seakan-akan rela berkorban deminya melawan elang
raksasa untuk dapat melindunginya, tapi kenapa sang putri tampak seolah-olah
tidak sedang terjadi apa-apa anta ksatria dan si elang raksasa?
“Ia
percaya pada sang ksatria. Ia percaya kalau ksatrianya dapat melindunginya.
Jadi ia bersikap seperti itu, tenang dan hanya berdoa memohon yang terbaik.”
Tiba-tiba suara Ms. Hyoyeon membuyarkan lamunanku. Ia menatap lurus pada ketiga
patung itu tanpa menoleh kearahku, ia seakan berbicara dengan siapa saja yang
mendengarkannya.
“Kamu
harus dapat seperti mereka, berani seperti sang ksatria, sekaligus anggun dan
bersikap tenang seperti sang putri. Pelajarilah ekspresi mereka, maka aku yakin
kau akan dapat mendalami karakter Putri Katerinna dengan baik.” Katanya sembari
melihat kearahku. Pesan dari Ms. Hyoyeon itu benar-benar menggugah hatiku untuk
menumbuhkan Putri Katerinna dalam diriku.
***
-Minggu
ketiga-
Minggu
ini adalah latihan vokal, dan guru pembimbing kami ialah Ms. Sunny Lee. Ia
belum menikah, pribadi yang ceria, usianya juga masih terbilang muda. Wajahnya
imut dan manis dengan senyum yang juga unik seperti Ms. Hyoyeon, sama unik
namun berbeda keunikannya, dan yang aku suka adalah ketika ia senyum, maka
matanya ikut tersenyum dan membentuk ‘eye smile’. Rambutnya pendek dan pirang,
tubuhnya memang tidak terlalu tinggi, tapi aku rasa tinggi tubuhnya cukup ideal
dengan berat badannya. Ia terlihat agak berisi.
Ia
guru vokal kelasku, kelas Vocal 2. Jadi aku akan dengan mudah bekerja sama
dengannya, berbeda dengan guru-guru sebelumnya yang membimbing kami, karena
mereka semua guru dari kelas Vocal 1.
Entahlah kenapa bukan Mrs. Boa yang merupakan guru kelas Vocal 1 yang
membimbing kami.
Suara
Ms. Sunny merupakan jenis suara kesukaanku, suaranya berkarakter imut, walau
imut namun suaranya sangat kuat, terlebih lagi suara kepala atau yang biasa
disebut falsetto miliknya benar-benar indah dan tinggi. Dengan suara seperti
itu ia dapat mencapai nada tertinggi sekalipun. Mungkin…
“Baiklah…
Sekarang saya akan membacakan lagu yang akan kalian nyanyikan. Sebagian ada
yang merupakan lagu yang terkenal, sebagian lagi lagu yang saya karang
sendiri.” Kata Ms. Sunny dengan nada ceria dan bersemangat.
“Dimulai
dengan pemeran utama, Taeyeon kamu akan menyanyikan lagu ‘Skyscraper’ milik
Demi Lovato ketika kedua penyihir merebut kerajaan darimu, lalu ‘When You’re
Gone’, ‘Don’t You Remember’ dan ‘I Will Always Love You’ ketika Rolland pergi
meninggalkanmu karena marah. ‘A Thousand Years’ berduet dengan Wooyoung ketika
kalian kembali rujuk. ‘My Heart Will Go On’ ketika Rolland disihir oleh
Terremar serta kau dan Wooyoung menyanyi ‘A Whole New World’ ketika Rolland
kembali hidup.”
“Rolland,
selain ‘A Thousand Years’ dan ‘A Whole New World’ kamu juga akan menyanyikan
lagu ‘Jar Of Hearts’ milik Christina Perri, ‘You And I’ milik Lady Gaga, serta
‘Just The Way You Are’, ‘Fall For You’ dan ‘I’m Yours’.”
“Untuk
Terremar dan Maressen, kalian akan banyak berduet, pertama di lagu ‘The Edge Of
Glory’, ‘Monster’ dan ‘The Fame’ milik Lady Gaga. ‘Magic’ milik Selena Gomez.
‘We Are the Champion’, ‘Baby’ dan ‘You Belong With Me’.”
Ms.
Sunny membacakan daftar lagu yang akan kita nyanyikan serta dibagian mana kami
menyanyikannya secara rinci, beberapa merupakan lagu artis-artis internasional
dan beberapa lagu untuk troll, perampok serta keempat peri hitam merupakan lagu
buatannya, karena sulit untuknya menemukan lagu yang tepat untuk karakter tokoh
mereka.
“Taeyeon
bagaimana kalau saya naikan satu oktaf?” Kata Ms. Sunny ditengah-tengah
latihan.
“Hm…
Tapi saya tidak yakin Ms.” Kataku ragu.
“Saya
yakin kamu bisa, asalkan kamu mau mencoba.”
“Baiklah.”
Begitulah
sesi latihan kali ini selesai tepat pada waktunya, karena berhubung hari ini
hanya latihan dasar vokal. Dan seperti biasa Ms. Sunny memberi nasihat agar
kami semua menjaga suara dan kesehatan. Ia juga mengatakan drama musical kali
ini sangat penting, karena penghasilannya akan disumbangkan ke beberapa Negara
miskin di Afrika. Jadi ia berpesan agar kami melakukan yang terbaik.
***
Keesokan
paginya, ketika aku sampai kelas, secara mendadak Soyeon menghampiriku. Ia
mendekatkan wajahnya, menarikku ke mejaku dan mulai berbisik.
“Tadi
Wooyoung menitipkan pesan padaku.” Katanya berbisik pelan sambil melihat ke sekeliling
kelas seakan takut kalau ada yang mendengar.
“Ia
bilang kalau nanti, kalau boleh ia akan main kerumahmu, setelah selesai
latihan, ia ingin latihan lagi bersamamu untuk lebih menyesuaikan suara pada
lagu duet kalian. Oh, iya ia juga meminta nomor handphonemu.” Katanya. Aku baru
sadar kalau selama aku sekolah di Kirin, hanya nomer Luna dan Soyeon yang aku
miliki. Karena sejujurnya aku memang agak kurang tertarik dengan ‘Short Message
Service’ apalagi telpon-telponan.
“Ini,”
kataku pada Soyeon sambil menyerahkan kertas kecil dengan nomer handphoneku
yang tertera di dalamnya.
“Kenapa
ia tak bicara langsung denganku? Dan kenapa ia tidak meminta nomerku sejak
dulu?”
“Kau
lihat Sandara, Tiffany dan kawanannya masing-masing sedang memperhatikanmu
daritadi, Taeyeon… Mana mungkin Wooyoung berani mendekatimu dengan situasi
seperti ini, ia khawatir dengan keselamatanmu. Sedangkan pertanyaanmu yang
kedua, aku tidak tau, mungkin ia baru kepikiran sekarang untuk meminta nomermu
kali. Entahlah…” Katanya.
“Jadi
gimana? Boleh dia latihan bersamamu?” Lanjutnya.
“Tentu
saja,” Kataku mantap.
“Baiklah
aku akan ke kelas sebelah dulu…” Katanya bersemangat.
***
Sepulang
latihan, sesuai rencana aku akan pergi keparkiran ketika keadaan mulai aman.
Dan ketika adu sudah ada didepan mobil Wooyoung ternyata Jiyeon dan Seohyun
melihat kami, dan kontan saja mereka langsung melapor pada atasannya
masing-masing. Mengetahui hal itu Wooyoung memberiku aba-aba untuk segera
masuk.
Dan
ketika kami keluar gerbang Kirin kami sadar bahwa dibelakang kami mobil Sandara
dan Tiffany sedang mengikuti kami, tepat dibelakang kami. Wooyoung menambah
kecepatan mobilnya, ia tidak langsung menuju rumahku, namun ia mengelilingi
kota Seoul terlebih dahulu dengan tujuan agar mereka merasa kelelahan.
Setelah
setengah jam kami berputar-putar, kami sudah tidak melihat mobil mereka lagi.
Kami sudah merasa aman, dan akhirnya kamipun berputar menuju rumahku. Ketika
sampai di gerbang, ketika aku hendak membuka gerbang dengan sangat terkejut aku
melihat mobil mereka; Tiffany dan Sandara tepat dibelakang mobil Wooyoung.
“Taeyeon,
kamu bawa banyak teman yaa??” Tiba-tiba mama datang dengan muka berseri.
Kelihatannya mama sangat bersemangat menyambut teman-temanku ini.
“Ayo
masuk silakan, Taeyeon buka gerbangnya untuk mereka. Cepat. Mama akan buatkan
minum dulu.” Perintah mama.
“Baik
ma.” Akupun membukakan gerbang, mempersilakan mereka masuk dan duduk.
“Ini,
silakan.” Kata mama sambil menaruh gelas-gelas dan sepiring kue kering diatas
meja.
“Wah,
terima kasih ya tante, jadi ngerepotin,” Kata Sandara dengan wajah tersenyum.
Selama sebulan ini baru kali ini aku melihat ia tersenyum seperti itu.
“Kenalkan
dong teman-teman kamu sama mama. Terus, Luna sama Soyeon gak ikut Taeng?”
“Aku
Sandara tante, salam kenal.”
“Aku
Tiffany.”
“Saya
Wooyoung tante.”
“Sandara
dan Tiffany kalian mirip. Apa kalian kembar?”
“Bukan!!!”
Jawab mereka kompak dengan muka jutek.
“Dan
Wooyoung… Jangan-jangan kamu pacarnya Taeyeon ya? Karena kamu laki-laki pertama
yang diajak Taeyeon main kerumah? Hahaha…” Kata mama sambil tersenyum meledek
kearahku.
“Bukan!!!”
Lagi-lagi Tiffany dan Sandara berteriak dengan kompak.
“Belum
tante, tapi semoga aja secepatnya.” Kata Wooyoung malu-malu, akupun jadi ikut
malu karena kata-katanya. Sedangkan si Barbie kembar itu cemberut dan terlihat
menyeramkan.
“Tante
dukung kok, hahaha.”
“Maaa…
Sudaah ahh…”
“Kenapa?
Yasudah ya, tante tinggal ke belakang dulu, ada kerjaan.” Kata mama sambil
tersenyum kearah Wooyoung, Tiffany dan Sandara secara bergantian. Sandara dan
Tiffany membalasnya dengan senyuman yang dipaksakan.
“Jadi
kalian mau apa kesini? Tanya Wooyoung dengan lembut.
“Kami
ingin ikut latihan? Keberatan? Kau tidak keberatan kan Taeyeon?” Tanya Tiffany.
“Tidak
kok. Tidak sama sekali.” Kataku pasrah.
Dan
selama satu jam kami habiskan dengan latihan bersama. Tiffany dan Sandara
terlihat makin agresif kepada Wooyoung, dan entah mengapa hatiku merasa panas
melihatnya. Aku benar-benar ini cepat berakhir. Aku tidak fokus dengan
naskahku, dance-ku pun kacau, dan nada-nada di laguku ada yang meleset.
“Kamu
kenapa? Lagi gak konsen ya kayaknya?” Tanya Wooyoung penuh perhatian.
“Iyaa…”
Kataku lemas.
“Kenapa?”
“Kecapekan
mungkin…” Potong Sandara sebelum aku sempat menjawab pertanyaan Wooyoung.
“Bisa
jadi karena dia tidak suka kalau kau ada disini Sandara.” Kata Tiffany
memancing.
“Enak
aja, kamu tuh yang bikin mood orang berantakan.”
“Jangan
asal ngomong deh.”
“Stop!
Stop! Jangan berteriak di rumahku, aku tidak enak dengan mama yang sedang
istirahat.” Kataku tidak sadar telah membentak mereka.
“Berani
kau membentakku?” Sandara terlihat marah.
“Lihat
saja, tunggu perhitungan dariku.” Kali ini Tiffany yang mengancam.
“Untung
ini di rumahmu, aku masih menghargai mamamu,” Kembali Sandara mengancam.
“Kalian
ini apa-apaan sih? Kalian sama kayak orang yang gak tau diri… Kalian datang
dengan tidak diundang, tapi Taeyeon tetap mengizinkan kalian masuk. Lalu kalian
dengan seenaknya membuat ribut di rumahnya, dan ketika kalian ditegur oleh tuan
rumah. Kalian justru mengancamnya. Memalukan… Mana sopan santun kalian?”
Wooyoung terlihat marah pada mereka, aku jadi merasa tidak enak.
“Sudahlah,
tidak apa-apa… Aku yakin mereka tidak bermaksud benar-benar mengancamku.”
Kataku membela mereka, aku tidak tega melihat mereka dibentak seperti itu.
“Yasudahlah,
lebih baik kami pamit pulang saja… Aku juga sudah tidak enak dengan mamamu
karena sudah membuat kegaduhan malam-malam begini.” Kata Wooyoung dengan bijak.
“Hati-hati
yaa…” Kataku. Kedua perempuan itupun mengikuti langkah Wooyoung yang menuju
pintu keluar.
Sebenarnya
aku benar-benar takut dengan ancaman mereka, terutama Sandara, karena setahuku
ia anak yang cukup nekat. Sungguh aku benar-benar khawatir. Tapi aku hanya
perlu percaya bahwa Wooyoung akan menjagaku dari kedua orang itu. Aku harus
berpikir tenang dan berdoa untuk kebaikan kita semua termasuk Sandara dan
Tiffany.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar